BAB VI
PEMBAHASAN
Bab
ini menguraikan dan menganalisis secara teoritik hasil triangulasi antara
analisis deskriptif, fakta pengamatan dan data sekunder. Hubungan kausal antara
variabel eksogen dengan variabel endogen, baik hubungan secara langsung
maupun secara tidak langsung yang dimediasi oleh variabel intervening dan diuji melalui pengolahan data statistik.
6.1.
Pengaruh Personality, ability dan dukungan organisasi secara langsung
terhadap kepuasan kerja
6.1.1. Pengaruh
Personality terhadap kepuasan kerja
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa peningkatan kapabilitas personality diharapkan meningkatkan kepuasan kerja.
Untuk
membuktikan hal tersebut, dalam penelitian ini variabel personality dicerminkan oleh sembilan indikator, dan untuk melihat
besarnya kontribusi dalam membentuk variabel personality dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel tersebut. Beberapa indikator
tersebut, antaralain; mudah mempercayai orang lain, melakukan yang terbaik
untuk membantu orang lain, bekerja dengan penuh tanggung jawab, saya teliti
dengan pekerjaan saya, tidak mudah gugup, menangani tekanan dengan baik, tegas
terhadap siapa saja, berjiwa seorang pemimpin dan selalu berkeinginan untuk
mencoba hal-hal baru. Dari beberapa indikator tersebut, masing-masing memberikan
kontribusi dalam menjelaskan variabel personality.
Secara loading faktor, indikator yang
memberikan kontribusi paling tinggi terhadap variabel personality adalah berjiwa seorang pemimpin, dilanjutkan selalu
berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru, selanjutnya secara berturut-turut
adalah menangani tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja, bekerja dengan
penuh tanggung jawab, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain, tidak
mudah gugup, saya teliti dengan pekerjaan saya dan yang terakhir adalah mudah
mempercayai orang lain. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden,
indikator yang memberikan kontribusi paling tinggi terhadap variabel personality secara berturut-turut adalah
saya teliti dengan pekerjaan saya, mudah mempercayai orang lain, melakukan yang
terbaik untuk membantu orang lain, bekerja dengan penuh tanggung jawab, selalu
berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru, menangani tekanan dengan baik, tegas
terhadap siapa saja tidak mudah gugup, dan berjiwa seorang pemimpin.
Selanjutnya untuk variabel kepuasan kerja
dicerminkan oleh enam indikator, antaralain; besarnya gaji yang diterima sesuai
dengan prestasi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, tingkat
kesejahteraan yang cukup tinggi, penghargaan atas prestasi yang diperoleh,
jaminan keamanan dalam bekerja, dan sistem promosi jabatan dilakukan secara
adil. Masing-masing indikator tersebut memberikan kontribusi dalam menjelaskan
variabel kepuasan kerja. Secara loading
faktor, indikator yang memberikan kontribusi paling tinggi terhadap variabel
kepuasan kerja adalah penghargaan atas prestasi yang diperoleh, kemudian besarnya
gaji yang diterima sesuai dengan prestasi, selanjutnya secara berturut-turut
adalah sistem promosi jabatan dilakukan secara adil, tingkat kesejahteraan yang
cukup tinggi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, dan jaminan
keamanan dalam bekerja. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator
yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara berturut-turut adalah; besarnya gaji
yang diterima sesuai dengan prestasi, jaminan keamanan dalam bekerja
penghargaan atas prestasi, sistem promosi jabatan yang dilakukan secara adil,
pemberian tunjangan dilakukan dengan adil dan tingkat kesejahteraan yang
diterima cukup tinggi.
Dari
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa personality
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini
berarti hipotesis 1a (H1a) yang menyatakan personality
berpengaruh secara langsung terhadap kepuasan kerja dosen di Perguruan Tinggi
Swasta di Gorontalo tidak terbukti. Makna dari temuan ini adalah peningkatan
kapabilitas personality tidak mampu
meningkatkan kepuasan kerja.
Beberapa
alasan yang menyebabkan personality
tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, bahkan negatif seperti
pada hasil penelitian ini, antaralain:
Big Five personality tidak memiliki pengaruh terhadap
kepuasan kerja karena ada faktor lain yang lebih mempengaruhi kepuasan kerja
yaitu gaji (Furnham, et. al, 2009). Hal ini didukung dengan jawaban responden
pada item kepuasan kerja yang menyatakan “besarnya gaji yang saya terima sesuai
dengan prestasi saya.” Item pertanyaan tersebut memiliki nilai deskripsi
responden yang paling tinggi. Dari pernyataan tersebut, mayoritas responden
memberikan jawaban pada kategori setuju. Hal ini berarti bahwa mayoritas
diantara para responden sudah merasa bahwa gaji yang mereka terima sudah sesuai
dengan prestasi yang mereka capai. Clark, Oswald & Warr (1996) menyatakan
kepuasan kerja akan meningkat seiring meningkatnya pula gaji. Karyawan akan
merasa kurang puas terhadap pekerjaan tergantung pada tingkat perbandingan atau
tingkatan gaji, walaupun gaji tersebut sudah termasuk tinggi di perusahaan
tempatnya bekerja, namun karyawan tersebut masih kurang puas jika karyawan
tersebut yakin kalau karyawan dengan kualifikasi sama di institusi yang lain
menerima gaji yang lebih tinggi.
Alasan
selanjutnya sehingga Big Five personality
tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karena adanya kebutuhan dasar manusia
yang belum terpenuhi. Maslow (dalam Feist & Feist, 2008) mengatakan bahwa
kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan fisiologis seperti makanan, air,
oksigen, dan sebagainya. Kebutuhan dasar manusia harus dipenuhi. Apabila manusia
tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar tersebut, maka manusia akan berusaha
mendapatkannya dengan berbagai cara. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
bahwa Big Five personality tidak
berpengaruh terhadap kepuasan kerja, karena pada dasarnya karyawan akan merasa
puas apabila kebutuhan dasar mereka sebagai seorang manusia telah terpenuhi. Hal
ini didukung dengan jawaban responden pada item kepuasan kerja yang menyatakan
“tingkat kesejahteraan yang saya peroleh cukup tinggi”, Item pertanyaan
tersebut memiliki nilai deskripsi responden yang paling rendah. Ada beberapa
responden yang menjawab pada kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal
ini menunjukkan bahwa dosen belum puas terhadap tingkat kesejahteraan yang
diberikan oleh perusahaan. Tujuan jangka panjang individu bekerja adalah
bagaimana semua kebutuhan hidupnya terpenuhi dan mampu hidup sejahtera dan
bahagia untuk hari tuanya.
Extraversion tidak menunjukkan adanya pengaruh
terhadap kepuasan kerja (DeNeve dan Cooper, 1998). Seorang karyawan yang telah
bahagia dalam kehidupan pribadinya, mampu mempengaruhi dalam setiap aspek
kehidupannya, termasuk dalam pekerjaannya. Salah satu faktor yang membuat aspek
extraversion tidak berpengaruh
terhadap kepuasan kerja karena pada dasarnya karyawan telah bahagia dalam
kehidupan pribadinya, yang dimungkinkan disebabkan oleh rasa aman dalam
pekerjaan serta relasi yang baik dengan rekan sekerjanya. Menurut Costa dan
McCrae dalam Bakker, Van Der Zee, Lewig, & Dollard (2002) extraversion pada umumnya dikaitkan dengan
kecenderungan untuk bersikap optimis yang dapat membuatnya fokus pada sesuatu
hal yang positif dari pengalamannya. Hal ini sesuai dengan jawaban responden
pada item kepuasan kerja yang menyatakan “jaminan keamanan dalam bekerja”, Item
pertanyaan tersebut memiliki nilai deskripsi responden tertinggi kedua. Mayoritas
responden menjawab pada kategori setuju. Hal tersebut didukung dari jawaban
responden melalui pertanyaan terbuka untuk menggali dan memperkuat jawaban dari
pertanyaan tertutup angket kuisioner. Seperti pernyataan responden berikut:
“...Rasa
nyaman dan aman dengan lingkungan kerja dan faktor kesejahteraan bila baik,
maka dapat fokus ke pekerjaan”. “....Kepuasan kerja dapat saja terjadi terutama
karena di pengaruhi oleh sistem kerja, lingkungan kerja, kebijakan pimpinan
maupun faktor dari Dosen itu sendiri”.”.... Beberapa dosen tidak melaksanakan
tridharma perguruan tinggi dikarenakan faktor emosional pimpinan dan
kepribadian dosen. Hal ini mengakibatkan suasana akademik menjadi tidak
harmonis...”
Berdasarkan
penjelasan di atas terlihat bahwa lingkungan kerja yang nyaman dan aman serta
jaminan kesejahteraan akan membuat bahagia dalam kehidupan pribadi dosen,
sehingga akan mempengaruhi setiap aspek kehidupannya termasuk pekerjaannya.
Hal
lain yang menyebabkan personality
tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja adalah aspek openness to experience. Hal
tersebut dapat terjadi karena karaktek pribadi dosen yang cenderung tertutup.
Lewis (1999) mengatakan bahwa orang Indonesia mempunyai kecenderungan untuk
tidak mau menerima masukan atau kritikan dari orang lain, sehingga hal tersebut
berpengaruh terhadap aspek dari openness
to experience. Hal ini sesuai dengan jawaban responden pada item personality yang menyatakan “saya selalu
berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru”, Item pertanyaan tersebut memiliki
nilai loading faktor tertinggi kedua yang memberikan kontribusi terhadap personality. Ada beberapa responden
menjawab pada kategori tidak setuju dan kurang setuju. Sehingga dari hasil
tersebut terlihat jelas bahwa dosen belum siap untuk menerima tantangan untuk
hal-hal yang baru. Sedangkan dalam profesi dosen, inovasi dan tantangan sangat
dibutuhkan. Salah satu tugas dosen dalam tridharma perguruan tinggi adalah
melakukan penelitian untuk menghasilkan terobosan-terobosan dan temuan baru
guna pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Beberapa
penelitian lainnya yang menyatakan personality
tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Miller, Mire, & Kim
(2009) yang menyatakan bahwa meskipun hasil regresi secara hirarkis
mengungkapkan bahwa pengukuran personality
(kepribadian) secara keseluruhan dapat diperhitungkan dalam kepuasan kerja,
tetapi tak satu pun dari skala personality
(kepribadian) independen sebagai prediktor yang signifikan.
Hasil
penelitian Meeusen, et,al (2010) juga menyatakan Personality (kepribadian) yang diukur dengan dimensi Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kepuasan kerja antara perawat
ahli anestesi di Belanda.
Hasil
penelitian yang tidak signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan,
perdebatan teori serta perdebatan hasil penelitian yang signifikan berikut ini.
Robbins
& Judge (2014) menyatakan bahwa salah satu perbedaan individu yang banyak
menarik perhatian para peneliti akan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja adalah
tipe kepribadian.
Furnham,
et. al (2009) juga yang menyatakan bahwa personality
berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja. Temuan Templer (2012) juga
berbeda dengan hasil penelitian ini, yang menyatakan bahwa Extroversion, Conscientiousness, non-Neurotisme (kestabilan emosi),
dan juga keramahan yang terkait dengan kepuasan kerja. Demikian Heller, Mount,
& Judge (2002) yang mengemukakan faktor kepribadian berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan hasil
penelitian sebelumnya dari Peeters, et al
(2006) bahwa ketika seseorang memiliki tingkat Agreeableness (keramahan) dan Conscientiousness
(kehati-hatian) yang tinggi, maka meningkat pula kepuasan kerja yang didapat.
Orang-orang yang memiliki Agreeableness
dan Conscientiousness rendah serta Neuroticism/Emotional stability yang
tinggi, merasa kurang puas dengan pekerjaannya dan orang-orang seperti inilah
yang cenderung akan berhenti dari pekerjaannya.
6.1.2. Pengaruh
Ability terhadap kepuasan kerja
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa dengan ability
(kemampuan) yang dimiliki oleh para dosen, akan dapat memberikan kepuasan dalam
bekerja.
Variabel
ability dicerminkan oleh delapan
indikator. Kontribusi dalam membentuk variabel ability dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, kemampuan
menghidupkan suasana kelas dalam proses pembelajaran, kemampuan menggunakan
bahasa secara efektif, kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi,
kemampuan memecahkan masalah secara akurat, kemampuan menyampaikan pendapat,
kemampuan menerima kritik, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi,
kemampuan menata emosi dalam diri. Masing-masing indikator memberikan
kontribusi dalam menjelaskan variabel Ability.
Secara loading faktor, indikator yang
memberikan kontribusi paling tinggi terhadap variabel ability adalah kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi,
dilanjutkan kemampuan menata emosi dalam diri, kemampuan menerima kritik, kemampuan
menyampaikan pendapat, kemampuan menggunakan bahasa secara efektif, kemampuan
memecahkan masalah secara akurat, kemampuan menghidupkan suasana kelas dalam
proses pembelajaran dan kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi.
Sedangkan secara deskriptif, indikator yang memberikan kontribusi paling tinggi
terhadap variabel kemampuan menghidupkan suasana kelas dalam proses
pembelajaran, kemampuan menggunakan bahasa secara efektif, kemampuan
menggunakan beragam teknologi komunikasi, kemampuan menyampaikan pendapat,
kemampuan menerima kritik, kemampuan memecahkan masalah secara akurat,
kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi dan kemampuan menata emosi
dalam diri.
Kepuasan
kerja dicerminkan oleh enam indikator, besarnya gaji yang diterima sesuai
dengan prestasi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, tingkat
kesejahteraan yang cukup tinggi, penghargaan atas prestasi yang diperoleh,
jaminan keamanan dalam bekerja, dan sistem promosi jabatan dilakukan secara
adil. Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel
kepuasan kerja. Indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel kepuasan kerja adalah penghargaan atas prestasi yang diperoleh
dilanjutkan dengan besarnya gaji yang diterima sesuai dengan prestasi, sistem
promosi jabatan dilakukan secara adil, tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi,
pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, dan jaminan keamanan dalam
bekerja. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator yang
memberikan kontribusi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara berturut-turut adalah; besarnya gaji
yang diterima sesuai dengan prestasi, jaminan keamanan dalam bekerja
penghargaan atas prestasi, sistem promosi jabatan yang dilakukan secara adil,
pemberian tunjangan dilakukan dengan adil dan tingkat kesejahteraan yang
diterima cukup tinggi.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa ability berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini berarti hipotesis
1b (H1b) yang menyatakan ablity
berpengaruh secara langsung terhadap kepuasan kerja dosen di Perguruan Tinggi
Swasta di Gorontalo tidak terbukti. Makna dari temuan ini adalah peningkatan kapabilitas
ability tidak mampu meningkatkan
kepuasan kerja.
Beberapa
alasan yang menyebabkan ability tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, bahkan negatif seperti pada
hasil penelitian ini, antaralain:
Snell
dan Dean (1992) mengemukakan, apabila kemampuan karyawan rendah akan
menggunakan waktu dan usaha yang lebih besar dari pada karyawan berkemampuan
tinggi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Setiap jenis pekerjaan menuntut
pengetahuan, keterampilan dengan baik. Pengetahuan keterampilan dan sikap yang
dimiliki oleh seseorang karyawan akan menentukan kesiapan untuk suatu
pekerjaan. Ketepatan dalam memberikan pekerjaan akan mempengaruhi kepuasan dari
seorang bawahan. Ketidakmampuan untuk mengetahui kemampuan emosional dapat
menyebabkan seseorang tidak bahagia dengan pekerjaannya. Coleman (1999)
mendefinisikan kecerdasan emosional adalah kemampuan dasariah manusia untuk
mempertahankan hidup yang berupa emosi untuk mengenali perasaan sendiri dan
orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan dalam hubungan dengan
orang lain. Hal ini sesuai dengan jawaban responden pada item ability (kemampuan) yang menyatakan
“kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi”, serta item ability
(kemampuan) yang menyatakan “kemampuan menata emosi dalam diri”. Kedua item
pertanyaan tersebut memiliki nilai deskripsi responden terendah. Ada beberapa
responden yang menyatakan kurang setuju pada kedua item pernyataan tersebut. Faktor
emosi dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Besarnya beban tugas mengajar,
pembimbingan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta kepanitiaan yang
bersifat ekstra kurikuler yang harus ditangani dengan penuh kesabaran
menyebabkan dosen nampaknya sulit menunjukkan standar profesionalisme sesuai
dengan jabatan fungsional dosen, dan tentunya banyak menguras emosi sehingga
menyebabkan kepuasan kerja.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian
Meulmann, Barrett dan Forbes (Ganzach, 2009) menemukan hubungan negatif antara
kemampuan intelektual dengan kepuasan kerja.
Hasil
penelitian yang tidak signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan,
perdebatan teori serta perdebatan hasil penelitian yang signifikan berikut ini.
Bar-On
(Zeidner, Matthew & Robert, 2004) menyatakan kemampuan emosional dan
kepuasan kerja mempunyai hubungan yang kuat. Penelitian Abraham (2000)
menemukan bukti bahwa kemampuan emosional menjelaskan varians yang signifikan
dalam kepuasan kerja. Hasil penelitian Blackburn dan Neumark (1993); menemukan
bahwa terdapat hubungan positif antara kemampuan intelektual dan pendapatan
yang diterima.
6.1.3. Pengaruh
dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa dengan adanya dukungan organisasi, akan dapat memberikan
kepuasan kerja bagi para dosen.
Variabel
dukungan organisasi dicerminkan oleh enam indikator. Kontribusi dalam membentuk
variabel dukungan organisasi dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, Organisasi
menyiapkan sarana prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran, organisasi
menyiapkan bantuan dana untuk penelitian, organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
pengabdian masyarakat, organisasi sangat memperhatikan pengembangan karier
dosen, organisasi menyiapkan tunjangan hari tua, dan organisasi bersedia
memberikan bantuan jika saya membutuhkan bantuan. Masing-masing indikator
memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel dukungan organisasi. Secara
loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel dukungan organisasi adalah organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
penelitian, selanjutnya adalah organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
pengabdian masyarakat, organisasi sangat memperhatikan pengembangan karier
dosen, organisasi menyiapkan tunjangan hari tua, organisasi bersedia memberikan
bantuan jika saya membutuhkan bantuan dan organisasi menyiapkan sarana
prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran. Sedangkan secara deskriptif
penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap
dukungan organisasi secara
berturut-turut adalah; organisasi menyiapkan sarana prasarana yang lengkap
dalam proses pembelajaran, organisasi memperhatikan pengembangan karier dosen,
organisasi menyiapkan dana untuk penelitian dosen, organisasi bersedia membantu
jika karyawan membutuhkan bantuan, organisasi menyiapkan bantuan dana kepada
dosen dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat dan organisasi menyiapkan
tunjangan hari tua untuk dosen.
Kepuasan
kerja dicerminkan oleh enam indikator, besarnya gaji yang diterima sesuai
dengan prestasi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, tingkat
kesejahteraan yang cukup tinggi, penghargaan atas prestasi yang diperoleh,
jaminan keamanan dalam bekerja, dan sistem promosi jabatan dilakukan secara
adil. Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel
kepuasan kerja. Indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel kepuasan kerja adalah penghargaan atas prestasi yang diperoleh, dilanjutkan
dengan besarnya gaji yang diterima sesuai dengan prestasi, sistem promosi
jabatan dilakukan secara adil, tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi,
pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, dan jaminan keamanan dalam
bekerja. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator yang
memberikan kontribusi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara berturut-turut adalah; besarnya gaji
yang diterima sesuai dengan prestasi, jaminan keamanan dalam bekerja
penghargaan atas prestasi, sistem promosi jabatan yang dilakukan secara adil,
pemberian tunjangan dilakukan dengan adil dan tingkat kesejahteraan yang
diterima cukup tinggi.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa dukungan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja. Hal ini berarti hipotesis 1c (H1c) yang menyatakan dukungan
organisasi berpengaruh secara langsung terhadap kepuasan kerja dosen di
Perguruan Tinggi Swasta di Gorontalo terbukti. Makna dari temuan ini adalah
peningkatan dukungan organisasi akan meningkatkan kepuasan kerja.
Beberapa
alasan yang menyebabkan dukungan organisasi berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja, antaralain:
Rhoades
dan Eisenberger (2002) menyatakan Persepsi dukungan organisasi sebagai
keyakinan global karyawan mengenai sejauhmana organisasi peduli terhadap kesejahteraan
mereka dan menghargai kontribusi mereka. Bentuk penghargaan yang bisa diberikan
oleh organisasi dan kondisi pekerjaan tersebut berupa: gaji, pengakuan, dan
promosi. Sesuai dengan teori dukungan organisasi, kesempatan untuk mendapatkan
hadiah (gaji, pengakuan, dan promosi) akan meningkatkan kontribusi karyawan dan
akan meningkatkan persepsi dukungan organisasi, keamanan dalam bekerja.
Hal
ini sesuai dengan jawaban responden pada item kepuasan kerja yang menyatakan “besarnya gaji yang saya terima
sesuai dengan prestasi saya”, mayoritas responden menjawab pada kategori baik, yang
berarti bahwa mayoritas responden merasa puas dengan gaji yang mereka terima.
Demikian juga item yang menyatakan “Penghargaan
atas prestasi”, mayoritas responden menjawab pada kategori baik, yang berarti
bahwa item pengakuan berupa penghargaan atas prestasi tersebut oleh responden
sudah dinyatakan baik.
Hal
tersebut diperkuat dari jawaban pertanyaan terbuka dari responden yang
menyatakan:
“....Kesejahteraan
dan jaminan hari tua sudah lama ada yang disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan
kemampuan yayasan....”.
Adanya
jaminan bahwa organisasi ingin mempertahankan keanggotaan di masa depan
memberikan indikasi yang kuat terhadap persepsi dukungan organisasi (Griffith,
et. al dalam (Rhoades & Eisenberger, 2002). Demikian juga halnya
dikemukakan oleh Robbins dan Judge (2014) bahwa persepsi dukungan organisasi
adalah tingkat sampai mana karyawan yakin organisasi menghargai kontribusi
mereka dan peduli dengan kesejahteraan mereka.
Pengaruh
yang positif dan signifikan antara dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Filipova (2011) yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi dukungan
organisasi pada kepuasan kerja. Demikian juga kajian lain tentang pengaruh
langsung antara dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja dikemukakan oleh
Fu, et al (2013) mengemukakan persepsi dukungan organisasi menjadi faktor yang
paling penting dalam kaitannya dengan kepuasan kerja. Gok, et al (2015) dalam
penelitiannya menyatakan kepuasan kerja ditemukan berkorelasi positif dengan
dukungan atasan. Karatepe (2012) menyatakan persepsi dukungan organisasi
berpengaruh terhadap kinerja pemulihan layanan dan kinerja kerja melalui
kepuasan karir. Bogler & Nir (2012) dalam hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa pemberdayaan guru memediasi hubungan antara persepsi dukungan organisasi
dan kepuasan.
Hasil
penelitian yang signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan tentang hasil
penelitian yang signifikan antara pengaruh dukungan organisasi terhadap
kepuasan kerja, dan sampai saat peneliti belum menemukan literatur yang
menyatakan hubungan yang tidak signifikan diantaranya keduanya.
6.2.
Pengaruh Personality, ability dan dukungan organisasi terhadap komitmen
organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepuasan kerja Di
Perguruan Tinggi Swasta di Gorontalo
6.2.1. Pengaruh
Personality terhadap komitmen
organisasi
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa dengan personality
yang dimiliki oleh para dosen, membuat mereka berkomitmen terhadap organisasi.
Variabel
personality dicerminkan oleh sembilan
indikator. Kontribusi dalam membentuk variabel personality dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, mudah
mempercayai orang lain, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain,
bekerja dengan penuh tanggung jawab, saya teliti dengan pekerjaan saya, tidak
mudah gugup, menangani tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja, berjiwa
seorang pemimpin dan selalu berkeinginan
untuk mencoba hal-hal baru. Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam
menjelaskan variabel personality.
Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel personality adalah
berjiwa seorang pemimpin, dilanjutkan selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal
baru, menangani tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja, bekerja dengan
penuh tanggung jawab, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain, tidak mudah
gugup, saya teliti dengan pekerjaan saya dan mudah mempercayai orang lain.
Sedangkan secara deskripsi penilaian responden, indikator yang memberikan
kontribusi paling tinggi terhadap variabel personality
secara berturut-turut adalah; saya teliti dengan pekerjaan saya, mudah
mempercayai orang lain, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain,
bekerja dengan penuh tanggung jawab, selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal
baru, menangani tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja tidak mudah
gugup, dan berjiwa seorang pemimpin.
Komitmen
organisasi dicerminkan oleh enam indikator, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan, saya berasumsi
bahwa meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita, saya memiliki
perasaan bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, dan saya memiliki
perasaan bahwa saya harus berkorban demi organisasi ini. Masing-masing
indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel komitmen organisasi.
Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel komitmen organisasi adalah saya memiliki perasaan bahwa saya
harus berkorban demi organisasi ini, selanjutnya adalah saya memiliki perasaan
bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, saya berasumsi bahwa
meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita dan keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadap komitmen organisasi secara berturut-turut adalah; akan
melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuan, memiliki
perasaan harus loyal terhadap organisasi, perasaan harus berkorban demi
organisasi, perasaan senang untuk menghabiskan sisa karir pada tempat kerja
sekarang, keberadaan dalam organisasi didasarkan keharusan bukan karena
keinginan, dan asumsi bahwasanya meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang akan
menderita.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa personality
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini berarti hipotesis 2a (H2a) yang
menyatakan personality berpengaruh
secara langsung terhadap komitmen organisasi di Perguruan Tinggi Swasta di
Gorontalo tidak terbukti. Makna dari temuan ini adalah peningkatan kapabilitas personality tidak mampu meningkatkan komitmen
organisasi.
Beberapa
alasan yang menyebabkan personality
tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi, antaralain:
Studi
McCrae dan Costa (1997) menyatakan bahwa karyawan dengan sifat openness to experience berkorelasi
negatif dengan komitmen normatif sebab pemikirannya yang masih bebas dan
menginginkan banyak perubahan menyebabkannya kurang menghargai sesuatu yang
sangat bernilai bagi banyak orang misalnya ganjaran (reward) formal maupun informal yang lazim diterapkan agar karyawan
memiliki ikatan pada organisasi. Individu dengan sifat kepribadian semacam ini
umumnya tak memiliki tanggung jawab atau beban moral untuk bertahan dalam
organisasi. Hal ini sesuai dengan jawaban responden pada item personality yang menyatakan “saya selalu
berkeinginan untuk mencoba hal-hal yang baru”, mayoritas responden menjawab
pada kategori setuju. Demikian juga jawaban responden pada item komitmen
organisasi yang menyatakan “saya akan sangat senang untuk menghabiskan sisa
karier ditempat kerja sekarang” sebagian responden menyatakan kurang setuju,
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal tersebut berarti bahwa ada beberapa
dosen yang berniat untuk meninggalkan organisasi dan tidak berniat untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerjanya sekarang.
Alasan
lain adalah Neuroticism/ketidakstabilan
emosi yang dapat menyebabkan individu kurang mampu menyesuaikan diri secara
positif dan kurang stabil dalam emosionalitas (Judge, et al., 2002) serta
kurang mampu belajar hidup dalam stress (Connor-Smith & Flachsbart, 2007)
sehingga besar kemungkinan akan meninggalkan organisasi tempatnya bekerja.
Emosi negatif yang terbentuk pada diri seseorang yang memiliki sifat Neuroticism membuatnya kurang terdorong berkomitmen
terhadap organisasi dan sebaliknya terdorong untuk mengundurkan diri terutama
jika mengalami stress kerja yang tinggi. Hal ini sesuai dengan jawaban
responden pada item personality yang
menyatakan “saya tidak mudah gugup”, dan “saya menangani tekanan dengan baik” ada
beberapa responden menjawab pada kategori sangat tidak setuju, tidak setuju,
dan kurang setuju.
Berdasarkan
penjelasan di atas terlihat bahwa masih banyak dosen masih memiliki tingkat
emosional yang labil, dan bilamana hal tersebut tidak dipola dengan baik, akan
berdampak pada stress kerja dan membuat seseorang tidak betah dan berkomitmen
untuk tetap bertahan dengan tempat kerjanya.
Beberapa
hasil penelitian lainnya yang sejalan dengan hasil penelitian ini, dilakukan
oleh Vandenberghe & Basak (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Career commitment, proactive Personality,
and work outcomes: a cross-lagged study, menyatakan bahwa Personality (kepribadian) proaktif
berhubungan positif dan tidak signifikan terhadap komitmen karir. Kumar &
Bakhshi (2010) menunjukkan bahwa keterbukaan terhadap pengalaman berhubungan
negatif dengan komitmen normatif. Panaccio & Vandenberghe (2012) dalam
penelitiannya menyimpulkan Agreeableness
berpengaruh negatif dengan komitmen continuance.
Neurotisme berpengaruh negatif dengan
komitmen afektif.
Hasil
penelitian yang tidak signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan,
perdebatan teori serta perdebatan hasil penelitian yang signifikan berikut ini.
Panaccio
& Vandenberghe (2012) Agreeableness
berpengaruh positif dengan komitmen afektif. Neurotisme berhubungan positif dengan komitmen continuance. Arora & Rangnekar (2015) penelitian yang berjudul
“The joint effects of Personality and
supervisory career mentoring in predicting occupational commitment”.
Menyimpulkan hubungan yang kuat antara kepribadian pengawas bimbingan karier
dan komitmen organisasi bagi karyawan dengan tingkat keramahan yang tinggi,
berbeda dengan tingkat keramahan yang rendah. Dukungan kepribadian para
pengawas bimbingan karier sebagai prediktor yang signifikan dari komitmen
organisasi.
Kumar
dan Bakhshi (2010) Conscientiousness
berpengaruh positif terhadap komitmen affective
dan continuance. Extroversion sebagai prediktor paling konsisten, secara signifikan
berhubungan (positif) untuk ketiga bentuk komitmen organisasi. Komitmen
normatif berhubungan positif dengan agreebleness. Neurotisme memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan dengan
komitmen afektif, berhubungan positif dengan komitmen continuance serta berhubungan positif tidak signifikan dengan
komitmen normatif.
Erdheim,
Wang, & Zickar (2006) hasil penelitian menunjukkan bahwa Extroversion secara signifikan
berhubungan dengan komitmen afektif, komitmen kontinyu, dan komitmen normatif. Neurotisme, Conscientiousness, dan Keterbukaan terhadap pengalaman semua
signifikan berhubungan dengan komitmen kontinyu. Agreeableness secara signifikan berhubungan dengan komitmen
normatif.
Choi,
Oh, & Colbert (2015) dalam penelitiannya menyimpulkan semua ciri Five-
Factor Model memiliki hubungan positif dan kuat dengan komitmen afektif;
komitmen normatif; dan Emotional
Stabilitas, Extroversion, dan
Keterbukaan terhadap Pengalaman memiliki hubungan negatif dengan komitmen continuance. Agreeableness merupakan faktor yang paling dominan terhadap
komitmen afektif dan normatif. Agreeableness
memiliki hubungan kuat dengan komitmen afektif dan normatif dalam budaya
kolektif dan budaya individualistis.
Guay,
et al., (2015) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Agreeableness, Conscientiousness,
dan Emotional Stabilitas berpengaruh
signifikan terhadap komitmen organisasi.
6.2.2. Pengaruh
Ability terhadap komitmen organisasi
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa Ability yang
miliki oleh dosen sejalan dengan komitmen mereka terhadap organisasi.
Variabel
ability dicerminkan oleh delapan
indikator. Kontribusi dalam membentuk variabel ability dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, kemampuan
menghidupkan suasana kelas dalam proses pembelajaran, kemampuan menggunakan
bahasa secara efektif, kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi,
kemampuan memecahkan masalah secara akurat, kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan
menerima kritik, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi, kemampuan
menata emosi dalam diri. Masing-masing indikator ability memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel ability.
Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel ability adalah
kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi, dilanjutkan kemampuan
menata emosi dalam diri, kemampuan menerima kritik, kemampuan menyampaikan
pendapat, kemampuan menggunakan bahasa secara efektif, kemampuan memecahkan masalah
secara akurat, kemampuan menghidupkan suasana kelas dalam proses pembelajaran
dan kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi. Sedangkan secara
deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi paling
tinggi terhadap variabel kemampuan secara berturut-turut adalah; menghidupkan
suasana kelas dalam proses pembelajaran, kemampuan menggunakan bahasa secara
efektif, kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi, kemampuan
menyampaikan pendapat, kemampuan menerima kritik, kemampuan memecahkan masalah
secara akurat, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi dan
kemampuan menata emosi dalam diri.
Komitmen
organisasi dicerminkan oleh enam indikator, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan, saya berasumsi
bahwa meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita, saya memiliki
perasaan bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, dan saya memiliki
perasaan bahwa saya harus berkorban demi organisasi ini. Masing-masing
indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel komitmen organisasi.
Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel komitmen organisasi adalah saya memiliki perasaan bahwa saya
harus berkorban demi organisasi ini, selanjutnya adalah saya memiliki perasaan
bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, saya berasumsi bahwa
meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita dan keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadap komitmen organisasi secara berturut-turut adalah; akan
melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuan, memiliki
perasaan harus loyal terhadap organisasi, perasaan harus berkorban demi
organisasi, perasaan senang untuk menghabiskan sisa karir pada tempat kerja
sekarang, keberadaan dalam organisasi didasarkan keharusan bukan karena
keinginan, dan asumsi bahwasanya meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang akan
menderita.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa ability berpengaruh
positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Hal ini berarti hipotesis
2b (H2b) yang menyatakan ability
berpengaruh secara langsung terhadap komitmen organisasi di Perguruan Tinggi
Swasta di Gorontalo terbukti. Makna dari temuan ini adalah peningkatan kapabilitas
ability mampu meningkatkan komitmen
organisasi.
Beberapa
alasan yang menyebabkan ability
berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi, seperti pada hasil
penelitian ini, antaralain:
Noe
et. al, (2016), mengemukakan bahwa komitmen organisasi adalah merujuk kepada
tahap seseorang pekerja menghubungkaitkan diri mereka dengan organisasinya.
Pekerja yang mempunyai komitmen kerja yang tinggi akan melihat organisasi
sebagai bagian yang penting dalam kehidupannya. Pekerja akan setia pada organisasi
mengikut kehendak dan dipengaruhi oleh kecerdasan emosi individu. Bagi pekerja
yang mempunyai komitmen organisasi yang rendah akan mempunyai kesetiaan yang
rendah terhadap organisasinya. Maka pekerja tersebut sukar untuk diberi
motivasi karena mempunyai kecerdasan emosi yang rendah (Noe et. al, 2016). Hal
ini sesuai dengan jawaban responden pada item “kemampuan mengendalikan diri
dalam berbagai kondisi” dan “kemampuan menata emosi dalam diri” mayoritas
responden memberikan jawaban baik dan sangat baik pada kedua pernyataan
tersebut. Hal tersebut berarti bahwa mayoritas dosen yang menjadi responden
mampu mengelola dengan baik kecerdasan emosional mereka.
Beberapa
hasil penelitian lainnya yang sejalan dengan hasil penelitian ini, dilakukan
oleh Pendapat Shaffar dan Margaret (2003) bahwa individu dengan kecerdasan
emosional yang tinggi, lebih berkomitmen pada organisasi mereka. Hasil
penelitian ini sesuai oleh penelitian yang dilakukan oleh Adey dan Bahari
(2010), dimana ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan
emosional dengan komitmen organisasi yang dihasilkan. Kecerdasan emosional
memiliki hubungan yang berarti dengan hasil pekerjaan. Artinya, individu yang
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi cenderung memiliki komitmen organisasi
yang tinggi pula.
Hasil
penelitian yang signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan,
perdebatan teori serta perdebatan hasil penelitian yang tidak signifikan
berikut ini.
Hakim,
et.al (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja Dan
Kemampuan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Dan Kinerja Pegawai”
menyimpulkan bahwa Kemampuan kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap
variabel Komitmen Organisasional.
6.2.3. Pengaruh
dukungan organisasi terhadap komitmen organisasi
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa peningkatan dukungan organisasi akan sejalan dengan
peningkatan komitmen organisasi.
Variabel
dukungan organisasi dicerminkan oleh enam indikator. Kontribusi dalam membentuk
variabel dukungan organisasi dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, Organisasi
menyiapkan sarana prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran, organisasi
menyiapkan bantuan dana untuk penelitian, organisasi menyiapkan bantuan dana
untuk pengabdian masyarakat, organisasi sangat memperhatikan pengembangan
karier dosen, organisasi menyiapkan tunjangan hari tua, dan organisasi bersedia
memberikan bantuan jika saya membutuhkan bantuan. Masing-masing indikator
memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel dukungan organisasi. Secara
loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel dukungan organisasi adalah organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
penelitian, selanjutnya adalah organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
pengabdian masyarakat, organisasi sangat memperhatikan pengembangan karier
dosen, organisasi menyiapkan tunjangan hari tua, organisasi bersedia memberikan
bantuan jika saya membutuhkan bantuan dan organisasi menyiapkan sarana
prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran. Sedangkan secara deskriptif
penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap
dukungan organisasi secara
berturut-turut adalah; organisasi menyiapkan sarana prasarana yang lengkap
dalam proses pembelajaran, organisasi memperhatikan pengembangan karier dosen,
organisasi menyiapkan dana untuk penelitian dosen, organisasi bersedia membantu
jika karyawan membutuhkan bantuan, organisasi menyiapkan bantuan dana kepada
dosen dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat dan organisasi menyiapkan
tunjangan hari tua untuk dosen.
Komitmen
organisasi dicerminkan oleh enam indikator, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan, saya berasumsi
bahwa meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita, saya memiliki
perasaan bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, dan saya memiliki
perasaan bahwa saya harus berkorban demi organisasi ini. Masing-masing
indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel komitmen organisasi.
Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel komitmen organisasi adalah saya memiliki perasaan bahwa saya
harus berkorban demi organisasi ini, selanjutnya adalah saya memiliki perasaan
bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, saya berasumsi bahwa
meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita dan keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadap komitmen organisasi secara berturut-turut adalah; akan
melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuan, memiliki
perasaan harus loyal terhadap organisasi, perasaan harus berkorban demi
organisasi, perasaan senang untuk menghabiskan sisa karir pada tempat kerja
sekarang, keberadaan dalam organisasi didasarkan keharusan bukan karena
keinginan, dan asumsi bahwasanya meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang akan
menderita.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa dukungan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasi. Hal ini berarti hipotesis 2c (H2c) yang menyatakan dukungan
organisasi berpengaruh secara langsung terhadap komitmen organisais di
Perguruan Tinggi Swasta di Gorontalo terbukti. Makna dari temuan ini adalah
peningkatan dukungan organisasi mampu meningkatkan komitmen organisasi.
Beberapa
alasan yang menyebabkan dukungan organisasi berpengaruh signifikan terhadap
komitmen organisasi, seperti pada hasil penelitian ini, antaralain:
Ali,
et al., (2010) menyatakan bahwa alasan yang logis sebagai penjelasan terhadap
keterkaitan dukungan organisasi dengan komitmen organisasi antara lain bahwa dukungan
organisasi mendorong respon positif dari karyawan terhadap organisasi sebab persepsi
dukungan organisasi memberdayakan secara psikologis yakni mendorong keyakinan
diri dan kepercayan diri pekerja sehingga mampu menjalankan tugas-tugas dengan
baik
Lew
(2009) menemukan bahwa persepsi dukungan organisasi berpengaruh langsung pada
komitmen afektif. Hal ini dapat dipahami sebagaimana dijelaskan sebelumnya
bahwa persepsi dukungan organisasi merupakan keyakinan tenaga kerja tentang
komitmen organisasi terhadap mereka dan karenanya tenaga kerja dengan persepsi
dukungan organisasi yang tinggi akan membalasnya dengan komitmen yang lebih
kuat terhadap organisasi. Hal ini sesuai dengan jawaban responden untuk
dukungan organisasi terhadap kegiatan dosen dalam melaksanakan tridharma
perguruan tinggi. Pada item “Organisasi menyiapkan sarana prasarana yang
lengkap dalam proses pembelajaran” serta item “Organisasi menyiapkan dana untuk
penelitian dosen” mayoritas responden menyatakan baik pada kedua kategori
pernyataan tersebut. Dukungan yang baik dari organisasi terutama pada kedua
item tersebut akan dibalas dengan komitmen afektif yang kuat terhadap
organisasi oleh para dosen. Hal ini tercermin dari jawaban responden pada item
“saya akan melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai
tujuannya”, yang mayoritas responden memberikan jawaban baik dan sangat baik.
Beberapa
hasil penelitian lainnya yang sejalan dengan hasil penelitian ini, dilakukan
oleh;
Tumwesigye
(2010) menemukan bahwa ada hubungan positif antara persepsi dukungan organisasi
dengan peningkatan komitmen afektif karyawan pada organisasi. juga halnya Rhoades,
Eisenberger, dan Armeli (2001), serta Rhoades dan Eisenberger (2002) juga
menemukan bahwa persepsi dukungan organisasi meningkatkan komitmen afektif.
Shore dan Tetrick (1991) menyatakan bahwa persepsi dukungan organisasi
meningkatkan komitmen berkesinambungan.
Eder
dan Eisenberger (2008) menemukan bahwa dukungan organisasi secara signifikan
berpengaruh terhadap berkurangnya penarikan diri (withdrawl) individu maupun kelompok. Lebih jauh, Eder dan
Eisenberger menyatakan bahwa sekalipun kelompok memiliki dorongan menarik diri
yang kuat, individu sangat mungkin tidak ikut menarik diri jika mendapatkan dukungan
organisasi yang cukup.
Temuan
Aube, et al (2007) dari hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa persepsi
dukungan organisasi berkorelasi positif dan signifikan dengan komitmen afektif
dan normatif. Bilgin & Demirer (2012) dalam penelitiannya menemukan
hubungan yang signifikan dan positif antara variabel persepsi dukungan
organisasi dan komitmen afektif. Cakmak & Outuoglu (2012) menyatakan
Persepsi dukungan supervisor berpengaruh terhadap komitmen afektif dan
normatif.
Eisenberger,
Fasolo dan Davis-LaMastro (1990) menyimpulkan dampak dukungan organisasi dalam
organisasi lainnya yakni inovasi dalam organisasi, kehadiran kerja, kesediaan
membantu organisasi, dan komitmen afektif.
Hasil
penelitian yang signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan,
perdebatan teori serta perdebatan hasil penelitian yang tidak signifikan
berikut ini. Pennaforte (2016) menyatakan bahwa dukungan organisasi tidak
berhubungan signifikan terhadap komitmen organisasi.
6.2.4. Pengaruh
personality terhadap komitmen organisasi
dimediasi kepuasan kerja
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa peningkatan kapabilitas personality dengan mediasi kepuasan kerja diharapkan akan berdampak
pada peningkatan komitmen organisasi.
Variabel
personality dicerminkan oleh sembilan
indikator. Kontribusi dalam membentuk variabel personality dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, mudah
mempercayai orang lain, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain,
bekerja dengan penuh tanggung jawab, saya teliti dengan pekerjaan saya, tidak
mudah gugup, menangani tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja, berjiwa
seorang pemimpin dan selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel personality. Secara loading faktor,
indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap variabel personality adalah berjiwa seorang
pemimpin, dilanjutkan selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru, menangani
tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja, bekerja dengan penuh tanggung
jawab, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain, tidak mudah gugup,
saya teliti dengan pekerjaan saya dan mudah mempercayai orang lain. Sedangkan
secara deskripsi penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
paling tinggi terhadap variabel personality
secara berturut-turut adalah; saya teliti dengan pekerjaan saya, mudah
mempercayai orang lain, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain,
bekerja dengan penuh tanggung jawab, selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal
baru, menangani tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja tidak mudah
gugup, dan berjiwa seorang pemimpin.
Kepuasan
kerja dicerminkan oleh enam indikator, besarnya gaji yang diterima sesuai
dengan prestasi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, tingkat
kesejahteraan yang cukup tinggi, penghargaan atas prestasi yang diperoleh,
jaminan keamanan dalam bekerja, dan sistem promosi jabatan dilakukan secara
adil. Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel
kepuasan kerja. Indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel kepuasan kerja adalah penghargaan atas prestasi yang diperoleh
dilanjutkan dengan besarnya gaji yang diterima sesuai dengan prestasi, sistem
promosi jabatan dilakukan secara adil, tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi,
pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, dan jaminan keamanan dalam
bekerja. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator yang
memberikan kontribusi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara berturut-turut adalah; Besarnya gaji
yang diterima sesuai dengan prestasi, jaminan keamanan dalam bekerja
penghargaan atas prestasi, sistem promosi jabatan yang dilakukan secara adil,
pemberian tunjangan dilakukan dengan adil dan tingkat kesejahteraan yang
diterima cukup tinggi.
Komitmen
organisasi dicerminkan oleh enam indikator, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan, saya berasumsi
bahwa meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita, saya memiliki
perasaan bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, dan saya memiliki
perasaan bahwa saya harus berkorban demi organisasi ini. Masing-masing
indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel komitmen organisasi.
Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel komitmen organisasi adalah saya memiliki perasaan bahwa saya
harus berkorban demi organisasi ini, selanjutnya adalah saya memiliki perasaan
bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, saya berasumsi bahwa
meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita dan keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadap komitmen organisasi secara berturut-turut adalah; akan
melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuan, memiliki
perasaan harus loyal terhadap organisasi, perasaan harus berkorban demi
organisasi, perasaan senang untuk menghabiskan sisa karir pada tempat kerja
sekarang, keberadaan dalam organisasi didasarkan keharusan bukan karena
keinginan, dan asumsi bahwasanya meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang akan
menderita.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa personality
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasi melalui
kepuasan kerja. Hal ini berarti hipotesis 2d (H2d) yang menyatakan personality berpengaruh tidak langsung
terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja Di Perguruan Tinggi Swasta
di Gorontalo tidak terbukti. Makna dari temuan ini adalah kepuasan kerja tidak
mampu meningkatkan pengaruh personality
terhadap komitmen organisasi.
Peningkatan
kapabilitas Personality secara baik tidak
mampu memberikan efek positif untuk mendorong komitmen organisasi para dosen
meskipun dimediasi oleh kepuasan kerja. Efek positif dan signifikan jalur
kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi tidak mampu mengangkat efek negatif
dan tidak signifikan jalur personality terhadap kepuasan kerja. Hal tersebut
terlihat dari hasil akhir jalur yang negatif dan tidak signifikan.
Hasil
penelitian yang tidak signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan,
perdebatan teori serta perdebatan hasil penelitian yang signifikan yang
dilakukan oleh Kamalun
Ni’am (2012) yang menyatakan bahwa karakteristik individu
berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi dimediasi oleh kepuasan kerja.
6.2.5. Pengaruh
ability terhadap komitmen organisasi
melalui kepuasan kerja
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa peningkatan kapabilitas ability dan peningkatan kepuasan kerja akan berdampak pada
peningkatan komitmen organisasi.
Variabel
ability dicerminkan oleh delapan
indikator. Kontribusi dalam membentuk variabel ability dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, kemampuan
menghidupkan suasana kelas dalam proses pembelajaran, kemampuan menggunakan
bahasa secara efektif, kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi,
kemampuan memecahkan masalah secara akurat, kemampuan menyampaikan pendapat,
kemampuan menerima kritik, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi,
kemampuan menata emosi dalam diri. Masing-masing indikator memberikan kontribusi
dalam menjelaskan variabel ability. Secara loading faktor, indikator yang
paling tinggi memberikan kontribusi terhadap variabel ability adalah kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi,
dilanjutkan kemampuan menata emosi dalam diri, kemampuan menerima kritik, kemampuan
menyampaikan pendapat, kemampuan menggunakan bahasa secara efektif, kemampuan
memecahkan masalah secara akurat, kemampuan menghidupkan suasana kelas dalam proses
pembelajaran dan kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
paling tinggi terhadap variabel kemampuan secara berturut-turut adalah;
menghidupkan suasana kelas dalam proses pembelajaran, kemampuan menggunakan
bahasa secara efektif, kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi,
kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan menerima kritik, kemampuan
memecahkan masalah secara akurat, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai
kondisi dan kemampuan menata emosi dalam diri.
Kepuasan
kerja dicerminkan oleh enam indikator, besarnya gaji yang diterima sesuai
dengan prestasi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, tingkat
kesejahteraan yang cukup tinggi, penghargaan atas prestasi yang diperoleh,
jaminan keamanan dalam bekerja, dan sistem promosi jabatan dilakukan secara
adil. Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel
kepuasan kerja. Indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel kepuasan kerja adalah penghargaan atas prestasi yang diperoleh
dilanjutkan dengan besarnya gaji yang diterima sesuai dengan prestasi, sistem
promosi jabatan dilakukan secara adil, tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi,
pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, dan jaminan keamanan dalam bekerja.
Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan
kontribusi tertinggi terhadap kepuasan kerja
secara berturut-turut adalah; besarnya gaji yang diterima sesuai dengan
prestasi, jaminan keamanan dalam bekerja penghargaan atas prestasi, sistem
promosi jabatan yang dilakukan secara adil, pemberian tunjangan dilakukan
dengan adil dan tingkat kesejahteraan yang diterima cukup tinggi.
Komitmen
organisasi dicerminkan oleh enam indikator, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan, saya berasumsi
bahwa meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita, saya memiliki
perasaan bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, dan saya memiliki
perasaan bahwa saya harus berkorban demi organisasi ini. Masing-masing
indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel komitmen organisasi.
Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel komitmen organisasi adalah saya memiliki perasaan bahwa saya
harus berkorban demi organisasi ini, selanjutnya adalah saya memiliki perasaan
bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, saya berasumsi bahwa
meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita dan keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadap komitmen organisasi secara berturut-turut adalah; akan
melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuan, memiliki
perasaan harus loyal terhadap organisasi, perasaan harus berkorban demi
organisasi, perasaan senang untuk menghabiskan sisa karir pada tempat kerja
sekarang, keberadaan dalam organisasi didasarkan keharusan bukan karena
keinginan, dan asumsi bahwasanya meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang akan
menderita.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa ability berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan
kerja. Hal ini berarti hipotesis 2e (H2e) yang menyatakan ability berpengaruh
tidak langsung terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja Di Perguruan
Tinggi Swasta di Gorontalo Hipotesis tidak terbukti. Makna dari temuan ini
adalah kepuasan kerja tidak mampu meningkatkan pengaruh ability terhadap komitmen organisasi.
Peningkatan
kapabilitas ability secara baik tidak
mampu memberikan efek positif untuk mendorong komitmen organisasi para dosen
meskipun dimediasi oleh kepuasan kerja. Efek positif dan signifikan jalur
kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi tidak mampu mengangkat efek negatif
dan tidak signifikan jalur ability terhadap kepuasan kerja. Hal tersebut
terlihat dari hasil akhir jalur yang negatif dan tidak signifikan.
Hasil
penelitian ini merupakan pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal hubungan
antara ability dengan komitmen
organisasi dimediasi oleh kepuasan kerja, karena belum ada peneliti sebelumnya
yang melakukan kajian tersebut.
6.2.6. Pengaruh
dukungan organisasi terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja.
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa dengan bertambahnya dukungan organisasi dan peningkatan
kepuasan kerja akan berdampak pada peningkatan komitmen organisasi.
Variabel
dukungan organisasi dicerminkan oleh enam indikator. Kontribusi dalam membentuk
variabel dukungan organisasi dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, Organisasi
menyiapkan sarana prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran, organisasi
menyiapkan bantuan dana untuk penelitian, organisasi menyiapkan bantuan dana
untuk pengabdian masyarakat, organisasi sangat memperhatikan pengembangan
karier dosen, organisasi menyiapkan tunjangan hari tua, dan organisasi bersedia
memberikan bantuan jika saya membutuhkan bantuan. Masing-masing indikator
memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel dukungan organisasi. Secara
loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel dukungan organisasi adalah organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
penelitian, selanjutnya adalah organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
pengabdian masyarakat, organisasi sangat memperhatikan pengembangan karier
dosen, organisasi menyiapkan tunjangan hari tua, organisasi bersedia memberikan
bantuan jika saya membutuhkan bantuan dan organisasi menyiapkan sarana
prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran. Sedangkan secara deskriptif
penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap
dukungan organisasi secara
berturut-turut adalah; organisasi menyiapkan sarana prasarana yang lengkap
dalam proses pembelajaran, organisasi memperhatikan pengembangan karier dosen,
organisasi menyiapkan dana untuk penelitian dosen, organisasi bersedia membantu
jika karyawan membutuhkan bantuan, organisasi menyiapkan bantuan dana kepada
dosen dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat dan organisasi menyiapkan
tunjangan hari tua untuk dosen.
Kepuasan
kerja dicerminkan oleh enam indikator, besarnya gaji yang diterima sesuai
dengan prestasi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, tingkat
kesejahteraan yang cukup tinggi, penghargaan atas prestasi yang diperoleh,
jaminan keamanan dalam bekerja, dan sistem promosi jabatan dilakukan secara
adil. Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel
kepuasan kerja. Indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel kepuasan kerja adalah penghargaan atas prestasi yang diperoleh
dilanjutkan dengan besarnya gaji yang diterima sesuai dengan prestasi, sistem
promosi jabatan dilakukan secara adil, tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi,
pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, dan jaminan keamanan dalam
bekerja. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator yang
memberikan kontribusi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara berturut-turut adalah; besarnya gaji
yang diterima sesuai dengan prestasi, jaminan keamanan dalam bekerja
penghargaan atas prestasi, sistem promosi jabatan yang dilakukan secara adil, pemberian
tunjangan dilakukan dengan adil dan tingkat kesejahteraan yang diterima cukup
tinggi.
Komitmen
organisasi dicerminkan oleh enam indikator, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha maksimal
untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, keberadaan saya dalam organisasi
ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan, saya berasumsi bahwa
meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita, saya memiliki perasaan
bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, dan saya memiliki perasaan
bahwa saya harus berkorban demi organisasi ini. Masing-masing indikator
memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel komitmen organisasi. Secara
loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel komitmen organisasi adalah saya memiliki perasaan bahwa saya harus
berkorban demi organisasi ini, selanjutnya adalah saya memiliki perasaan bahwa
saya harus loyal terhadap organisasi ini, saya akan sangat senang untuk menghabiskan
sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha maksimal untuk
membantu organisasi mencapai tujuannya, saya berasumsi bahwa meninggalkan
pekerjaan yang sekarang akan menderita dan keberadaan saya dalam organisasi ini
didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan. Sedangkan secara deskriptif
penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap
komitmen organisasi secara berturut-turut adalah; akan melakukan usaha maksimal
untuk membantu organisasi mencapai tujuan, memiliki perasaan harus loyal
terhadap organisasi, perasaan harus berkorban demi organisasi, perasaan senang
untuk menghabiskan sisa karir pada tempat kerja sekarang, keberadaan dalam
organisasi didasarkan keharusan bukan karena keinginan, dan asumsi bahwasanya
meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang akan menderita.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa dukungan organisasi berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja. Hal ini berarti hipotesis
2f (H2f) yang menyatakan dukungan organisasi berpengaruh tidak langsung
terhadap komitmen organisasi melalui kepuasan kerja Di Perguruan Tinggi Swasta
di Gorontalo tidak terbukti. Makna dari temuan ini adalah peningkatan kepuasan
kerja mampu meningkatkan pengaruh dukungan organisasi terhadap komitmen
organisasi.
Dimana
jalur dukungan organisasi dengan kepuasan kerja hasilnya positif dan
signifikan, demikian juga jalur kepuasan kerja dengan komitmen organisasi
bernilai positif dan signifikan, hasil total nilai dari kedua jalur tersebut
juga hasilnya positif dan signifikan.
Hasil
penelitian ini merupakan pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal hubungan antara
dukungan organisasi dengan komitmen organisasi dimediasi oleh kepuasan kerja,
karena belum ada peneliti sebelumnya yang melakukan kajian tersebut.
Meningkatnya
dukungan organisasi secara maksimal akan memberikan efek positif untuk
mendorong komitmen organisasi para dosen dimediasi oleh kepuasan kerja. Efek
positif dan signifikan jalur kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi dan
efek positif dan signifikan jalur dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja
menghasilkan hasil akhir jalur yang positif dan signifikan. Hal tersebut
berarti bahwa dengan adanya dukungan organisasi yang maksimal akan memberikan
rasa kepuasan tersendiri bagi para dosen untuk melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya, dan dengan adanya kepuasan dalam bekerja tersebut, akan
membuat para dosen berkomitmen terhadap organisasi.
6.3.
Pengaruh Personality, ability dan dukungan organisasi terhadap kinerja dosen
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepuasan kerja di Perguruan
Tinggi Swasta di Gorontalo
6.3.1. Pengaruh
Personality terhadap kinerja dosen
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa peningkatan kapabilitas personality akan berdampak pada peningkatan kinerja dosen.
Variabel
personality dicerminkan oleh sembilan
indikator. Kontribusi dalam membentuk variabel personality dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, mudah
mempercayai orang lain, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain,
bekerja dengan penuh tanggung jawab, saya teliti dengan pekerjaan saya, tidak
mudah gugup, menangani tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja, berjiwa
seorang pemimpin dan selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel personality. Secara loading faktor,
indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap variabel personality adalah berjiwa seorang
pemimpin, dilanjutkan selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru, menangani
tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja, bekerja dengan penuh tanggung
jawab, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain, tidak mudah gugup, saya
teliti dengan pekerjaan saya dan mudah mempercayai orang lain. Sedangkan secara
deskripsi penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi paling
tinggi terhadap variabel personality
secara berturut-turut adalah; saya teliti dengan pekerjaan saya, mudah
mempercayai orang lain, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain,
bekerja dengan penuh tanggung jawab, selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal
baru, menangani tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja tidak mudah
gugup, dan berjiwa seorang pemimpin.
Kinerja
dosen dicerminkan oleh enam indikator, Saya mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan GBPP, saya menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk
bimbingan, saya melakukan penelitian tiap semester, saya aktif mengikuti diskusi
kegiatan ilmiah, saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat
tentang isu-isu terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang keilmuan
saya, saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat. Masing-masing
indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel kinerja dosen. Secara
loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel kinerja dosen adalah saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada
masyarakat, selanjutnya secara berturut-turut saya aktif mengikuti diskusi kegiatan
ilmiah, saya melakukan penelitian tiap semester, saya memberikan penyuluhan
yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu terkait dengan pembangunan
masyakarat sesuai bidang keilmuan saya, saya menyediakan waktu khusus kepada
mahasiswa untuk bimbingan, saya mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan
GBPP. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator yang
memberikan kontribusi tertinggi terhadap kinerja dosen secara berturut-turut
adalah; mengembangkan materi pembelajaran sesuai GBPP, menyediakan waktu khusus
kepada mahasiswa untuk bimbingan, memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang isu-isu yang terkait dengan pembangunan masyarakat sesuai
bidang keahlian, aktif mengikuti kegiatan diskusi ilmiah, melakukan penelitian
tiap semester dan aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa personality
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja. Hal ini berarti
hipotesis 3a (H3a) yang menyatakan personality
berpengaruh langsung terhadap kinerja dosen di Perguruan Tinggi Swasta di
Gorontalo tidak terbukti. Makna dari temuan ini adalah peningkatan kapabilitas personality tidak mampu meningkatkan
kinerja.
Kepribadian
yang baik sangat dibutuhkan dalam perilaku dosen, karena dosen memegang peran
yang sangat sentral dalam semua aktivitas di perguruan tinggi dan menjadi satu
faktor yang berperan penting dalam proses transfer ilmu. Kepribadian dosen yang
baik akan sejalan dengan kinerja dosen yang pada akhirnya berdampak positif
pada kinerja universitas. Namun hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
kepribadian ternyata berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja dosen.
Secara
umum, hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa kepribadian dengan beberapa
dimensinya belum mampu menentukan keberhasilan seseorang dalam kesuksesan
karir, kinerja yang baik, pencapaian prestasi dan perilaku yang positif.
Beberapa
alasan yang menyebabkan personality tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja,
antaralain: dinyatakan dengan jawaban responden pada item personality, seperti
“bekerja dengan penuh tanggung jawab”, “selalu berkeinginan untuk mencoba
hal-hal baru”, “menangani tekanan dengan baik”, “tegas terhadap siapa saja”,
“tidak mudah gugup”, semua item tersebut ditanggapi beragam oleh para
responden, bahkan ada beberapa responden yang memberikan pernyataan kurang
setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Padahal item-item tersebut sangat
relevan dengan tugas dosen dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi.
Juga
diperkuat dari jawaban pertanyaan terbuka disampaikan oleh beberapa responden
yang menyatakan bahwa:
“.........Masih
kurang penerapan dosen dari aspek keterbukaan pada pengalaman melaksanakan tridharma.....”.
“......Terkait dengan masalah kepribadian perlu untuk ditingkatkan. Dilihat
dari tingkat keramahan sudah cukup baik, begitupula stabilitas emosi mayoritas
para dosen rata-rata sudah ada kemampuan untuk memperbaiki emosi dan untuk
keterbukaan masih perlu ditingkatkan.....”
Beberapa
hasil penelitian lainnya yang sejalan dengan hasil penelitian ini, dilakukan
oleh Nikolaou (2003) yang menyatakan bahwa secara simultan tidak ada hubungan
antara Personality (kepribadian)
dengan kinerja dan Barrick, et. al (2005) menyatakan bahwa Ciri-ciri Big Five Personality (kepribadian) (Extroversion,
Emotional Stabilitas, dan Keterbukaan
terhadap Pengalaman) memiliki hubungan yang lemah dengan kinerja interpersonal.
Hasil
penelitian yang tidak signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan, perdebatan
teori serta perdebatan hasil penelitian yang signifikan berikut ini.
Barrick
dan Mount (2006), Hurtz dan Donovan (2000) yang menyatakan bahwa dimensi
kepribadian Big Five mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Lau dan Shaffer (1999) juga
menunjukan bahwa kepribadian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesuksesan
karir. Guthrie et. al dalam Jawahar dan Carr (2007) menyatakan bahwa dimensi
kepribadian menentukan kesuksesan seseorang dalam mengelola karirnya dan hasil
penelitian ini mendukung penelitian empiris sebelumnya yang juga menunjukkan
bahwa kepribadian positif akan berdampak positif pada kinerja individu maupun
kinerja organisasi. Al-Dujaily & Ryu (2006) yang menyatakan bahwa
kepribadian Introvert dan Ekstrovert berpengaruh terhadap kinerja dalam sistem
pembelajaran adaptif, Thoresen, et. al (2004) yang menyatakan bahwa Big Five Personality secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja.
6.3.2. Pengaruh
Ability terhadap kinerja dosen
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa peningkatan kapabilitas ability (kemampuan) akan berdampak pada kinerja dosen.
Variabel
ability dicerminkan oleh delapan
indikator. Kontribusi dalam membentuk variabel ability dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, kemampuan
menghidupkan suasana kelas dalam proses pembelajaran, kemampuan menggunakan
bahasa secara efektif, kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi,
kemampuan memecahkan masalah secara akurat, kemampuan menyampaikan pendapat,
kemampuan menerima kritik, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi,
kemampuan menata emosi dalam diri. Masing-masing indikator memberikan
kontribusi dalam menjelaskan variabel ability. Secara loading faktor, indikator
yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap variabel ability adalah kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi,
dilanjutkan kemampuan menata emosi dalam diri, kemampuan menerima kritik, kemampuan
menyampaikan pendapat, kemampuan menggunakan bahasa secara efektif, kemampuan
memecahkan masalah secara akurat, kemampuan menghidupkan suasana kelas dalam proses
pembelajaran dan kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
paling tinggi terhadap variabel kemampuan secara berturut-turut adalah;
menghidupkan suasana kelas dalam proses pembelajaran, kemampuan menggunakan
bahasa secara efektif, kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi,
kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan menerima kritik, kemampuan
memecahkan masalah secara akurat, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai
kondisi dan kemampuan menata emosi dalam diri. Sedangkan secara deskriptif
penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap
kinerja dosen secara berturut-turut adalah; mengembangkan materi pembelajaran
sesuai GBPP, menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan,
memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu yang
terkait dengan pembangunan masyarakat sesuai bidang keahlian, aktif mengikuti
kegiatan diskusi ilmiah, melakukan penelitian tiap semester dan aktif menulis
hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Kinerja
dosen dicerminkan oleh enam indikator, Saya mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan GBPP, saya menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk
bimbingan, saya melakukan penelitian tiap semester, saya aktif mengikuti
diskusi kegiatan ilmiah, saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang isu-isu terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang
keilmuan saya, saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel kinerja
dosen. Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan
kontribusi terhadap variabel kinerja dosen adalah saya aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat, selanjutnya secara berturut-turut saya aktif
mengikuti diskusi kegiatan ilmiah, saya melakukan penelitian tiap semester,
saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu
terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang keilmuan saya, saya
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, saya mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan GBPP.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa ability berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini berarti hipotesis 3b (H3b)
yang menyatakan Ability berpengaruh langsung terhadap kinerja dosen di
Perguruan Tinggi Swasta di Gorontalo terbukti. Makna dari temuan ini adalah
peningkatan kapabilitas ability mampu meningkatkan kinerja. Hasil ini
menegaskan jika kemampuan dosen ditingkatkan baik secara kualitas maupun
kuantitas akan meningkatkan kinerja dosen tersebut. Item ability yang sangat memberikan sumbangsi tertingi yaitu: “kemampuan
menghidupkan suasana kelas dalam proses pembelajaran”, ”kemampuan menggunakan
bahasa secara efektif”, “kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi”, dan
“kemampuan menyampaikan pendapat”. Keempat item tersebut sangat relevan dengan
tugas utama dosen dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi.
Hasil
ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Varca &
James-Valutis (1993) menyatakan bahwa Individu dengan tingkat Ability (kemampuan) yang tinggi secara
signifikan akan relevan dengan kinerja pekerjaan yang tinggi. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa variabilitas dalam prestasi kerja dapat dipahami lebih jelas
melalui interaksi antara kemampuan dan sikap antara pekerja. Kemampuan kognitif
secara konsisten terbukti menjadi prediktor yang valid dari kinerja pekerjaan
(Hunter & Hunter, dalam Wright, et.al, 1995). Ree dan Earles dalam (Wright,
et al., 1995) mencatat efektivitas Ability
(kemampuan) kognitif memprediksi keberhasilan pelatihan dan prestasi kerja.
Mullan & Kothe (2010) menyatakan kemampuan diri secara signifikan
berkorelasi dengan ukuran kinerja yang obyektif. Menurut Sofo dan Robbins dalam
Rachman (2012), bahwa (kemampuan) intelektual akan menjadikan individu manusia
mempunyai kompetensi untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan tanpa
keraguan lagi untuk salah. Hasil studi Burkhalter, et.al (2001), bahwa
kemampuan intelektual menjadikan individu mempunyai kompetensi meliputi
pengetahuan, keterampilan dan Ability
(kemampuan). Itu diperoleh dari profesi layanan melalui pendidikan pra-layanan,
pelatihan dalam layanan, dan pengalaman kerja kerja serta standar hubungan
antar pribadi dapat dicapai dengan hasil kerja yang tinggi.
Demikian
juga hasil penelitian ini sesuai dengan studi Hakim (2015) bahwa kompetensi
guru/dosen berkaitan erat dengan kinerja. Sedangkan Colarelli, et.al dalam
Bounreau, et.al (2001) menemukan efek yang tidak signifikan dari kemampuan
kognitif terhadap kinerja.
Secara
teori juga dijelaskan bahwa Kinerja (P) adalah hasil dari ability/kemampuan (A) dikalikan dengan efford/usaha (E) dikalikan dengan support/dukungan (S), P= A x E x S. Selanjutnya Mathis dan Jackson
(2001) menjelaskan juga bahwa kinerja akan berkurang apabila salah satu faktor
dikurangi atau tidak ada. Kemampuan adalah kemampuan alami yang melibatkan
bakat dan minat yang tepat untuk pekerjaan yang diberikan. Usaha adalah suatu
praktik yang diperlukan untuk kegiatan organisasi yang aman dan efisien.
Gibson,
et al (1988), mengatakan bahwa kemampuan dan ketrampilan memainkan peran utama
dalam perilaku dan prestasi individu. Kemampuan dalam hubungannya dengan
pekerjaan dapat diartikan sebagai variabel individu, kemampuan tidak dapat
dipisahkan dengan konsep ketrampilan. Ketrampilan dinyatakan sebagai kecakapan
yang berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan dalam tugas. Jika
setiap pegawai menyadari kemampuan yang dimilikinya, maka akan berpengaruh besar
terhadap kinerjanya.
6.3.3. Pengaruh
dukungan organisasi terhadap kinerja dosen
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa dengan meningkatnya dukungan organisasi akan berdampak
pada peningkatan kinerja dosen.
Variabel
dukungan organisasi dicerminkan oleh enam indikator. Kontribusi dalam membentuk
variabel dukungan organisasi dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, Organisasi
menyiapkan sarana prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran, organisasi
menyiapkan bantuan dana untuk penelitian, organisasi menyiapkan bantuan dana
untuk pengabdian masyarakat, organisasi sangat memperhatikan pengembangan
karier dosen, organisasi menyiapkan tunjangan hari tua, dan organisasi bersedia
memberikan bantuan jika saya membutuhkan bantuan. Masing-masing indikator
memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel dukungan organisasi. Secara
loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel dukungan organisasi adalah organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
penelitian, selanjutnya adalah organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
pengabdian masyarakat, organisasi sangat memperhatikan pengembangan karier
dosen, organisasi menyiapkan tunjangan hari tua, organisasi bersedia memberikan
bantuan jika saya membutuhkan bantuan dan organisasi menyiapkan sarana
prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran. Sedangkan secara deskriptif
penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap
dukungan organisasi secara
berturut-turut adalah; organisasi menyiapkan sarana prasarana yang lengkap
dalam proses pembelajaran, organisasi memperhatikan pengembangan karier dosen,
organisasi menyiapkan dana untuk penelitian dosen, organisasi bersedia membantu
jika karyawan membutuhkan bantuan, organisasi menyiapkan bantuan dana kepada
dosen dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat dan organisasi menyiapkan
tunjangan hari tua untuk dosen.
Kinerja
dosen dicerminkan oleh enam indikator, Saya mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan GBPP, saya menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk
bimbingan, saya melakukan penelitian tiap semester, saya aktif mengikuti
diskusi kegiatan ilmiah, saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang isu-isu terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang
keilmuan saya, saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel kinerja
dosen. Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan
kontribusi terhadap variabel kinerja dosen adalah saya aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat, selanjutnya secara berturut-turut saya aktif
mengikuti diskusi kegiatan ilmiah, saya melakukan penelitian tiap semester,
saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu
terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang keilmuan saya, saya
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, saya mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan GBPP. Sedangkan secara deskriptif penilaian
responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap kinerja
dosen secara berturut-turut adalah; mengembangkan materi pembelajaran sesuai
GBPP, menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, memberikan
penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu yang terkait
dengan pembangunan masyarakat sesuai bidang keahlian, aktif mengikuti kegiatan
diskusi ilmiah, melakukan penelitian tiap semester dan aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa dukungan organisasi berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap kinerja. Hal ini berarti hipotesis 3c (H3c) yang menyatakan dukungan
organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja dosen di Perguruan Tinggi
Swasta di Gorontalo tidak terbukti. Makna dari temuan ini adalah meningkatnya
dukungan organisasi tidak mampu meningkatkan kinerja. Hal ini mengindikasikan
bahwa dukungan organisasi yang diberikan oleh pihak institusi belum membantu
dosen dalam meningkatkan kinerjanya.
Beberapa
alasan yang menyebabkan dukungan organisasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap, antaralain:
Belum
terlaksananya dukungan bantuan dana dalam pengabdian pada masyarakat dan
tunjangan hari tua untuk para dosen. Kurangnya dukungan bantuan dana yang
disiapkan institusi berdampak pada kegiatan penelitian tiap semester serta
kegiatan menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh
para dosen. Hal ini sesuai dengan jawaban responden pada item dukungan
organisasi tersebut yang mayoritas responden menjawab kurang baik dan tidak
baik.
Temuan
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Chiang &
Hsieh (2012) yang menyatakan bahwa dukungan organisasi yang dirasakan tidak
berpengaruh positif terhadap kinerja kerja, Pazy & Ganzach (2009) yang
menyatakan Kinerja tidak dipengaruhi oleh Persepsi Dukungan Organisasi.
Hasil
penelitian yang tidak signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan, perdebatan
teori serta perdebatan hasil penelitian yang signifikan berikut ini.
Mathis
dan Jackson (2001) bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja
individu dan salah satunya adalah dukungan organisasi. Meglino, et. al (1989)
yang mengemukakan bahwa individu yang mempunyai nilai-nilai yang sama dengan
organisasi, akan mudah berinteraksi secara efisien dengan sistem nilai
organisasi, mengurangi ketidakpastian dan konflik serta meningkatkan kepuasan
dan meningkatkan kinerja.
Shoemaker
Mary E (1999) bahwa dukungan yang positif dari pimpinan dan segenap karyawan
akan menciptakan situasi kerja yang kondusif. Dengan mendapatkan dukungan
tersebut kinerja karyawan akan terpacu untuk lebih baik. Selain itu dukungan
juga memunculkan semangat kerja tim sehingga mereka dapat saling mempercayai dan
saling membantu serta adanya hubungan baik antar pekerja di dalam lingkungan
kerja.
Rocha
& Chelladurai (2011) bahwa hubungan langsung persepsi dukungan organisasi
terhadap kinerja signifikan, dan pengaruh tidak langsung persepsi dukungan
organisasi melalui komitmen afektif juga sangat signifikan.
6.3.4. Pengaruh
Personality terhadap kinerja dosen
melalui kepuasan kerja
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa peningkatan kapabilitas personality dan kepuasan kerja akan berdampak pada peningkatan
kinerja dosen.
Variabel
personality dicerminkan oleh sembilan
indikator. Kontribusi dalam membentuk variabel personality dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, mudah
mempercayai orang lain, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain, bekerja
dengan penuh tanggung jawab, saya teliti dengan pekerjaan saya, tidak mudah
gugup, menangani tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja, berjiwa
seorang pemimpin dan selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel personality. Secara loading faktor,
indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap variabel personality adalah berjiwa seorang
pemimpin, dilanjutkan selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru, menangani
tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja, bekerja dengan penuh tanggung
jawab, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain, tidak mudah gugup,
saya teliti dengan pekerjaan saya dan mudah mempercayai orang lain. Sedangkan
secara deskripsi penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
paling tinggi terhadap variabel personality
secara berturut-turut adalah; saya teliti dengan pekerjaan saya, mudah
mempercayai orang lain, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain,
bekerja dengan penuh tanggung jawab, selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal
baru, menangani tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja tidak mudah
gugup, dan berjiwa seorang pemimpin.
Kepuasan
kerja dicerminkan oleh enam indikator, besarnya gaji yang diterima sesuai
dengan prestasi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, tingkat
kesejahteraan yang cukup tinggi, penghargaan atas prestasi yang diperoleh,
jaminan keamanan dalam bekerja, dan sistem promosi jabatan dilakukan secara
adil. Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel
kepuasan kerja. Indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel kepuasan kerja adalah penghargaan atas prestasi yang diperoleh
dilanjutkan dengan besarnya gaji yang diterima sesuai dengan prestasi, sistem
promosi jabatan dilakukan secara adil, tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi,
pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, dan jaminan keamanan dalam
bekerja. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan
kontribusi tertinggi terhadap kepuasan kerja
secara berturut-turut adalah; besarnya gaji yang diterima sesuai dengan
prestasi, jaminan keamanan dalam bekerja penghargaan atas prestasi, sistem
promosi jabatan yang dilakukan secara adil, pemberian tunjangan dilakukan
dengan adil dan tingkat kesejahteraan yang diterima cukup tinggi.
Kinerja
dosen dicerminkan oleh enam indikator, Saya mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan GBPP, saya menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk
bimbingan, saya melakukan penelitian tiap semester, saya aktif mengikuti
diskusi kegiatan ilmiah, saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang isu-isu terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang
keilmuan saya, saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel kinerja
dosen. Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan
kontribusi terhadap variabel kinerja dosen adalah saya aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat, selanjutnya secara berturut-turut saya aktif
mengikuti diskusi kegiatan ilmiah, saya melakukan penelitian tiap semester,
saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu
terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang keilmuan saya, saya
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, saya mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan GBPP. Sedangkan secara deskriptif penilaian
responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap kinerja
dosen secara berturut-turut adalah; mengembangkan materi pembelajaran sesuai
GBPP, menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, memberikan
penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu yang terkait dengan
pembangunan masyarakat sesuai bidang keahlian, aktif mengikuti kegiatan diskusi
ilmiah, melakukan penelitian tiap semester dan aktif menulis hasil karya
pengabdian pada masyarakat.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa personality
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja melalui kepuasan
kerja. Hal ini berarti hipotesis 3d (H3d) yang menyatakan Personality berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja dosen
melalui kepuasan kerja di Perguruan Tinggi Swasta di Gorontalo tidak terbukti.
Makna dari temuan ini adalah meskipun dimediasi oleh kepuasan kerja,
peningkatan kapabilitas personality
tidak mampu meningkatkan kinerja.
Peningkatan
kapabilitas Personality secara baik tidak
mampu memberikan efek positif untuk mendorong kinerja para dosen meskipun
dimediasi oleh kepuasan kerja. Efek positif dan tidak signifikan jalur kepuasan
kerja terhadap kinerja dosen, tidak mampu mengangkat efek negatif dan tidak
signifikan jalur personality terhadap kepuasan kerja. Hal tersebut terlihat
dari hasil akhir jalur yang positif dan tidak signifikan.
Hasil
penelitian yang tidak signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan, perdebatan
teori serta perdebatan hasil penelitian yang signifikan dari Yang & Hwang (2014)
mengemukakan Kepuasan kerja memiliki hubungan bilateral yang berpengaruh antara
personality dengan prestasi kerja.
6.3.5. Pengaruh
Ability terhadap kinerja dosen
melalui kepuasan kerja
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa peningkatan kapabilitas ability dan kepuasan kerja akan berdampak pada peningkatan kinerja
dosen.
Variabel
ability dicerminkan oleh delapan
indikator. Kontribusi dalam membentuk variabel ability dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, kemampuan
menghidupkan suasana kelas dalam proses pembelajaran, kemampuan menggunakan
bahasa secara efektif, kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi,
kemampuan memecahkan masalah secara akurat, kemampuan menyampaikan pendapat,
kemampuan menerima kritik, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi,
kemampuan menata emosi dalam diri. Masing-masing indikator memberikan
kontribusi dalam menjelaskan variabel ability. Secara loading faktor, indikator
yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap variabel ability adalah kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi,
dilanjutkan kemampuan menata emosi dalam diri, kemampuan menerima kritik, kemampuan
menyampaikan pendapat, kemampuan menggunakan bahasa secara efektif, kemampuan
memecahkan masalah secara akurat, kemampuan menghidupkan suasana kelas dalam proses
pembelajaran dan kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
paling tinggi terhadap variabel kemampuan secara berturut-turut adalah;
menghidupkan suasana kelas dalam proses pembelajaran, kemampuan menggunakan
bahasa secara efektif, kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi,
kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan menerima kritik, kemampuan
memecahkan masalah secara akurat, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai
kondisi dan kemampuan menata emosi dalam diri.
Kepuasan
kerja dicerminkan oleh enam indikator, besarnya gaji yang diterima sesuai
dengan prestasi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, tingkat
kesejahteraan yang cukup tinggi, penghargaan atas prestasi yang diperoleh,
jaminan keamanan dalam bekerja, dan sistem promosi jabatan dilakukan secara
adil. Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel
kepuasan kerja. Indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel kepuasan kerja adalah penghargaan atas prestasi yang diperoleh
dilanjutkan dengan besarnya gaji yang diterima sesuai dengan prestasi, sistem
promosi jabatan dilakukan secara adil, tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi,
pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, dan jaminan keamanan dalam
bekerja. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator yang
memberikan kontribusi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara berturut-turut adalah; besarnya gaji
yang diterima sesuai dengan prestasi, jaminan keamanan dalam bekerja
penghargaan atas prestasi, sistem promosi jabatan yang dilakukan secara adil,
pemberian tunjangan dilakukan dengan adil dan tingkat kesejahteraan yang
diterima cukup tinggi.
Kinerja
dosen dicerminkan oleh enam indikator, Saya mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan GBPP, saya menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk
bimbingan, saya melakukan penelitian tiap semester, saya aktif mengikuti
diskusi kegiatan ilmiah, saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang isu-isu terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang
keilmuan saya, saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel kinerja
dosen. Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan
kontribusi terhadap variabel kinerja dosen adalah saya aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat, selanjutnya secara berturut-turut saya aktif
mengikuti diskusi kegiatan ilmiah, saya melakukan penelitian tiap semester,
saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu
terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang keilmuan saya, saya
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, saya mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan GBPP. Sedangkan secara deskriptif penilaian
responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap kinerja
dosen secara berturut-turut adalah; mengembangkan materi pembelajaran sesuai
GBPP, menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, memberikan
penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu yang terkait
dengan pembangunan masyarakat sesuai bidang keahlian, aktif mengikuti kegiatan
diskusi ilmiah, melakukan penelitian tiap semester dan aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa ability berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. Hal ini
berarti hipotesis 3e (H3e) yang menyatakan Ability berpengaruh tidak langsung
terhadap kinerja dosen melalui kepuasan kerja di Perguruan Tinggi Swasta di
Gorontalo tidak terbukti. Makna dari temuan ini adalah walaupun dimediasi oleh
kepuasan kerja, peningkatan kapabilitas ability tidak mampu meningkatkan
kinerja
Dimana
jalur ability dengan kepuasan kerja
hasilnya negatif dan tidak signifikan, demikian juga jalur kepuasan kerja
dengan kinerja dosen bernilai positif dan tidak signifikan, dan total nilai
dari kedua jalur tersebut hasilnya tidak signifikan.
Peningkatan
kapabilitas ability tidak mampu
memberikan efek positif untuk mendorong kinerja para dosen meskipun dimediasi
oleh kepuasan kerja. Efek positif dan tidak signifikan jalur kepuasan kerja
terhadap kinerja dosen, tidak mampu mengangkat efek negatif dan tidak
signifikan jalur personality terhadap kepuasan kerja. Hal tersebut terlihat
dari hasil akhir jalur yang positif dan tidak signifikan.
Hasil
penelitian yang tidak signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan, perdebatan
teori serta perdebatan hasil penelitian yang signifikan dari Varca &
James-Valutis (1993) yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja memediasi hubungan
antara Ability (kemampuan) terhadap
kinerja.
6.3.6. Pengaruh
dukungan organisasi terhadap kinerja dosen melalui kepuasan kerja
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa bertambahnya dukungan organisasi dan kepuasan kerja akan
berdampak pada peningkatan kinerja dosen.
Variabel
dukungan organisasi dicerminkan oleh enam indikator. Kontribusi dalam membentuk
variabel dukungan organisasi dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, Organisasi
menyiapkan sarana prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran, organisasi
menyiapkan bantuan dana untuk penelitian, organisasi menyiapkan bantuan dana
untuk pengabdian masyarakat, organisasi sangat memperhatikan pengembangan
karier dosen, organisasi menyiapkan tunjangan hari tua, dan organisasi bersedia
memberikan bantuan jika saya membutuhkan bantuan. Masing-masing indikator
memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel dukungan organisasi. Secara
loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel dukungan organisasi adalah organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
penelitian, selanjutnya adalah organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
pengabdian masyarakat, organisasi sangat memperhatikan pengembangan karier
dosen, organisasi menyiapkan tunjangan hari tua, organisasi bersedia memberikan
bantuan jika saya membutuhkan bantuan dan organisasi menyiapkan sarana
prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran. Sedangkan secara deskriptif
penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap
dukungan organisasi secara
berturut-turut adalah; organisasi menyiapkan sarana prasarana yang lengkap
dalam proses pembelajaran, organisasi memperhatikan pengembangan karier dosen,
organisasi menyiapkan dana untuk penelitian dosen, organisasi bersedia membantu
jika karyawan membutuhkan bantuan, organisasi menyiapkan bantuan dana kepada
dosen dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat dan organisasi menyiapkan
tunjangan hari tua untuk dosen.
Kepuasan
kerja dicerminkan oleh enam indikator, besarnya gaji yang diterima sesuai
dengan prestasi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, tingkat
kesejahteraan yang cukup tinggi, penghargaan atas prestasi yang diperoleh,
jaminan keamanan dalam bekerja, dan sistem promosi jabatan dilakukan secara
adil. Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel
kepuasan kerja. Indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel kepuasan kerja adalah penghargaan atas prestasi yang diperoleh
dilanjutkan dengan besarnya gaji yang diterima sesuai dengan prestasi, sistem
promosi jabatan dilakukan secara adil, tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi,
pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, dan jaminan keamanan dalam
bekerja. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator yang
memberikan kontribusi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara berturut-turut adalah; besarnya gaji
yang diterima sesuai dengan prestasi, jaminan keamanan dalam bekerja
penghargaan atas prestasi, sistem promosi jabatan yang dilakukan secara adil,
pemberian tunjangan dilakukan dengan adil dan tingkat kesejahteraan yang
diterima cukup tinggi.
Kinerja
dosen dicerminkan oleh enam indikator, Saya mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan GBPP , saya menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk
bimbingan, saya melakukan penelitian tiap semester, saya aktif mengikuti
diskusi kegiatan ilmiah, saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang isu-isu terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang
keilmuan saya, saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel kinerja
dosen. Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan
kontribusi terhadap variabel kinerja dosen adalah saya aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat, selanjutnya secara berturut-turut saya aktif
mengikuti diskusi kegiatan ilmiah, saya melakukan penelitian tiap semester,
saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu
terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang keilmuan saya, saya
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, saya mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan GBPP. Sedangkan secara deskriptif penilaian
responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap kinerja
dosen secara berturut-turut adalah; mengembangkan materi pembelajaran sesuai
GBPP, menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, memberikan
penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu yang terkait
dengan pembangunan masyarakat sesuai bidang keahlian, aktif mengikuti kegiatan
diskusi ilmiah, melakukan penelitian tiap semester dan aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa dukungan organisasi berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. Hal ini berarti hipotesis 3f (H3f)
yang menyatakan dukungan organisasi berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja
dosen melalui kepuasan kerja di Perguruan Tinggi Swasta di Gorontalo tidak
terbukti. Makna dari temuan ini adalah walaupun dimediasi oleh kepuasan kerja,
meningkatnya dukungan organisasi tidak mampu meningkatkan kinerja.
Dukungan
organisasi yang baik/kuat tidak mampu memberikan efek positif untuk mendorong
dosen meningkatkan kinerjanya melalui kepuasan kerja. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa meningkatnya dukungan organisasi secara langsung yang
berdampak pada peningkatan kepuasan kerja, ternyata tidak berdampak signifikan pengaruhnya
terhadap kinerja dosen bilamana melalui kepuasan kerja. Hasil ini bisa
ditelusuri dengan melihat sumbangsi kedua jalur tersebut. Dimana jalur dukungan
organisasi dengan kepuasan kerja hasilnya positif dan signifikan, sedangkan jalur
kepuasan kerja dengan kinerja dosen bernilai positif dan tidak signifikan dan
total nilai dari kedua jalur tersebut hasilnya tidak signifikan.
Hasil
penelitian yang tidak signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan, perdebatan
teori serta perdebatan hasil penelitian yang signifikan berikut ini.
Hasil
ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Karatepe (2012)
yang menyatakan bahwa Persepsi dukungan organisasi berpengaruh signifikan terhadap
kinerja kerja melalui kepuasan karir. Guan, et. al (2014) dari hasil analisis
menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara persepsi dukungan
organisasi dan kinerja kerja yang dimediasi oleh kepuasan kerja.
6.3.7. Pengaruh
Personality terhadap kinerja dosen
melalui komitmen organisasi
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa peningkatan kapabilitas personality dan komitmen organisasi akan berdampak pada peningkatan
kinerja dosen.
Variabel
personality dicerminkan oleh sembilan
indikator. Kontribusi dalam membentuk variabel personality dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, mudah
mempercayai orang lain, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain,
bekerja dengan penuh tanggung jawab, saya teliti dengan pekerjaan saya, tidak
mudah gugup, menangani tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja, berjiwa
seorang pemimpin dan selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel personality. Secara loading faktor,
indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap variabel personality adalah berjiwa seorang
pemimpin, dilanjutkan selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru, menangani
tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja, bekerja dengan penuh tanggung
jawab, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain, tidak mudah gugup,
saya teliti dengan pekerjaan saya dan mudah mempercayai orang lain. Sedangkan
secara deskripsi penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
paling tinggi terhadap variabel personality
secara berturut-turut adalah; saya teliti dengan pekerjaan saya, mudah
mempercayai orang lain, melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain,
bekerja dengan penuh tanggung jawab, selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal
baru, menangani tekanan dengan baik, tegas terhadap siapa saja tidak mudah
gugup, dan berjiwa seorang pemimpin.
Komitmen
organisasi dicerminkan oleh enam indikator, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan, saya berasumsi
bahwa meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita, saya memiliki
perasaan bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, dan saya memiliki
perasaan bahwa saya harus berkorban demi organisasi ini. Masing-masing
indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel komitmen organisasi.
Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel komitmen organisasi adalah saya memiliki perasaan bahwa saya
harus berkorban demi organisasi ini, selanjutnya adalah saya memiliki perasaan
bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, saya berasumsi bahwa
meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita dan keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadap komitmen organisasi secara berturut-turut adalah; akan
melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuan, memiliki
perasaan harus loyal terhadap organisasi, perasaan harus berkorban demi
organisasi, perasaan senang untuk menghabiskan sisa karir pada tempat kerja
sekarang, keberadaan dalam organisasi didasarkan keharusan bukan karena
keinginan, dan asumsi bahwasanya meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang akan
menderita.
Kinerja
dosen dicerminkan oleh enam indikator, Saya mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan GBPP, saya menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk
bimbingan, saya melakukan penelitian tiap semester, saya aktif mengikuti
diskusi kegiatan ilmiah, saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang isu-isu terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang
keilmuan saya, saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel kinerja
dosen. Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan
kontribusi terhadap variabel kinerja dosen adalah saya aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat, selanjutnya secara berturut-turut saya aktif
mengikuti diskusi kegiatan ilmiah, saya melakukan penelitian tiap semester,
saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu
terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang keilmuan saya, saya
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, saya mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan GBPP. Sedangkan secara deskriptif penilaian
responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap kinerja dosen
secara berturut-turut adalah; mengembangkan materi pembelajaran sesuai GBPP,
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, memberikan
penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu yang terkait
dengan pembangunan masyarakat sesuai bidang keahlian, aktif mengikuti kegiatan
diskusi ilmiah, melakukan penelitian tiap semester dan aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa personality
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja melalui komitmen
organisasi. Hal ini berarti hipotesis 3g (H3g) yang menyatakan personality berpengaruh tidak langsung
terhadap kinerja dosen melalui komitmen organisasi di Perguruan Tinggi Swasta
di Gorontalo tidak terbukti. Makna dari temuan ini adalah walaupun dimediasi
oleh komitmen organisasi, peningkatan kapabilitas personality tidak mampu meningkatkan kinerja.
Personality yang baik/kuat tidak mampu memberikan
efek positif untuk mendorong dosen meningkatkan kinerjanya melalui komitmen
organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan kapabilitas personality yang secara langsung tidak
menunjukkan peningkatan komitmen organisasi, juga tidak tidak berdampak signifikan terhadap kinerja
dosen melalui komitmen organisasi. Hasil ini bisa ditelusuri dengan melihat
sumbangsi kedua jalur tersebut. Dimana jalur personality dengan komitmen organisasi hasilnya positif dan tidak
signifikan, demikian juga jalur komitmen organisasi dengan kinerja dosen
bernilai positif dan tidak signifikan, dan total nilai dari kedua jalur
tersebut hasilnya tidak signifikan.
Hasil
penelitian ini merupakan pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal pengaruh personality
terhadap kinerja dosen dimediasi komitmen organisasi, karena belum ada peneliti
sebelumnya yang melakukan kajian tersebut.
6.3.8. Pengaruh
Ability terhadap kinerja dosen
melalui komitmen organisasi
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa peningkatan kapabilitas ability dan komitmen organisasi akan berdampak pada peningkatan
kinerja dosen.
Variabel
ability dicerminkan oleh delapan
indikator. Kontribusi dalam membentuk variabel ability dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, kemampuan
menghidupkan suasana kelas dalam proses pembelajaran, kemampuan menggunakan
bahasa secara efektif, kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi,
kemampuan memecahkan masalah secara akurat, kemampuan menyampaikan pendapat,
kemampuan menerima kritik, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi,
kemampuan menata emosi dalam diri. Masing-masing indikator memberikan
kontribusi dalam menjelaskan variabel ability. Secara loading faktor, indikator
yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap variabel ability adalah kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai kondisi,
dilanjutkan kemampuan menata emosi dalam diri, kemampuan menerima kritik, kemampuan
menyampaikan pendapat, kemampuan menggunakan bahasa secara efektif, kemampuan
memecahkan masalah secara akurat, kemampuan menghidupkan suasana kelas dalam proses
pembelajaran dan kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
paling tinggi terhadap variabel kemampuan secara berturut-turut adalah;
menghidupkan suasana kelas dalam proses pembelajaran, kemampuan menggunakan
bahasa secara efektif, kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi,
kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan menerima kritik, kemampuan
memecahkan masalah secara akurat, kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai
kondisi dan kemampuan menata emosi dalam diri.
Komitmen
organisasi dicerminkan oleh enam indikator, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan, saya berasumsi
bahwa meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita, saya memiliki
perasaan bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, dan saya memiliki
perasaan bahwa saya harus berkorban demi organisasi ini. Masing-masing
indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel komitmen organisasi.
Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel komitmen organisasi adalah saya memiliki perasaan bahwa saya
harus berkorban demi organisasi ini, selanjutnya adalah saya memiliki perasaan
bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, saya berasumsi bahwa
meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita dan keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadap komitmen organisasi secara berturut-turut adalah; akan
melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuan, memiliki
perasaan harus loyal terhadap organisasi, perasaan harus berkorban demi
organisasi, perasaan senang untuk menghabiskan sisa karir pada tempat kerja
sekarang, keberadaan dalam organisasi didasarkan keharusan bukan karena
keinginan, dan asumsi bahwasanya meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang akan
menderita.
Kinerja
dosen dicerminkan oleh enam indikator, Saya mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan GBPP, saya menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk
bimbingan, saya melakukan penelitian tiap semester, saya aktif mengikuti
diskusi kegiatan ilmiah, saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang isu-isu terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang
keilmuan saya, saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel kinerja
dosen. Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan
kontribusi terhadap variabel kinerja dosen adalah saya aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat, selanjutnya secara berturut-turut saya aktif
mengikuti diskusi kegiatan ilmiah, saya melakukan penelitian tiap semester,
saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu
terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang keilmuan saya, saya
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, saya mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan GBPP. Sedangkan secara deskriptif penilaian
responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap kinerja dosen
secara berturut-turut adalah; mengembangkan materi pembelajaran sesuai GBPP,
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, memberikan
penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu yang terkait
dengan pembangunan masyarakat sesuai bidang keahlian, aktif mengikuti kegiatan
diskusi ilmiah, melakukan penelitian tiap semester dan aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa ability berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap kinerja melalui komitmen organisasi. Hal
ini berarti hipotesis 3h (H3h) yang menyatakan ability berpengaruh tidak
langsung terhadap kinerja dosen melalui komitmen organisasi di Perguruan Tinggi
Swasta di Gorontalo tidak terbukti. Makna dari temuan ini adalah meskipun
dimediasi oleh komitmen organisasi, peningkatan kapabilitas ability tidak mampu
meningkatkan kinerja.
Ability yang baik/kuat tidak mampu memberikan
efek positif untuk mendorong dosen meningkatkan kinerjanya melalui komitmen
organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan kapabilitas ability yang secara langsung tidak
menunjukkan peningkatan komitmen organisasi, juga tidak berdampak signifikan
terhadap kinerja dosen melalui komitmen organisasi. Hasil ini bisa ditelusuri
dengan melihat sumbangsi kedua jalur tersebut. Walaupun jalur ability dengan komitmen organisasi
hasilnya positif dan signifikan, namun jalur komitmen organisasi dengan kinerja
dosen bernilai positif dan tidak signifikan dan total nilai dari kedua jalur
tersebut hasilnya tidak signifikan.
Hasil
penelitian ini merupakan pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal pengaruh ability
terhadap kinerja dosen dimediasi komitmen organisasi, karena belum ada peneliti
sebelumnya yang melakukan kajian tersebut.
6.3.9. Pengaruh
dukungan organisasi terhadap kinerja dosen melalui komitmen organisasi
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa peningkatan dukungan organisasi dan komitmen organisasi
akan berdampak pada peningkatan kinerja dosen.
Variabel
dukungan organisasi dicerminkan oleh enam indikator. Kontribusi dalam membentuk
variabel dukungan organisasi dapat dilihat dari nilai loading faktornya dan deskripsi variabel. Indikator, Organisasi
menyiapkan sarana prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran, organisasi
menyiapkan bantuan dana untuk penelitian, organisasi menyiapkan bantuan dana
untuk pengabdian masyarakat, organisasi sangat memperhatikan pengembangan
karier dosen, organisasi menyiapkan tunjangan hari tua, dan organisasi bersedia
memberikan bantuan jika saya membutuhkan bantuan. Masing-masing indikator
memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel dukungan organisasi. Secara
loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel dukungan organisasi adalah organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
penelitian, selanjutnya adalah organisasi menyiapkan bantuan dana untuk
pengabdian masyarakat, organisasi sangat memperhatikan pengembangan karier
dosen, organisasi menyiapkan tunjangan hari tua, organisasi bersedia memberikan
bantuan jika saya membutuhkan bantuan dan organisasi menyiapkan sarana
prasarana yang lengkap dalam proses pembelajaran. Sedangkan secara deskriptif
penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap
dukungan organisasi secara
berturut-turut adalah; organisasi menyiapkan sarana prasarana yang lengkap
dalam proses pembelajaran, organisasi memperhatikan pengembangan karier dosen,
organisasi menyiapkan dana untuk penelitian dosen, organisasi bersedia membantu
jika karyawan membutuhkan bantuan, organisasi menyiapkan bantuan dana kepada
dosen dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat dan organisasi menyiapkan
tunjangan hari tua untuk dosen.
Komitmen
organisasi dicerminkan oleh enam indikator, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan, saya berasumsi
bahwa meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita, saya memiliki
perasaan bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, dan saya memiliki
perasaan bahwa saya harus berkorban demi organisasi ini. Masing-masing
indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel komitmen organisasi.
Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel komitmen organisasi adalah saya memiliki perasaan bahwa saya
harus berkorban demi organisasi ini, selanjutnya adalah saya memiliki perasaan bahwa
saya harus loyal terhadap organisasi ini, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, saya berasumsi bahwa
meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita dan keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadap komitmen organisasi secara berturut-turut adalah; akan
melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuan, memiliki
perasaan harus loyal terhadap organisasi, perasaan harus berkorban demi
organisasi, perasaan senang untuk menghabiskan sisa karir pada tempat kerja
sekarang, keberadaan dalam organisasi didasarkan keharusan bukan karena
keinginan, dan asumsi bahwasanya meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang akan
menderita.
Kinerja
dosen dicerminkan oleh enam indikator, Saya mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan GBPP, saya menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk
bimbingan, saya melakukan penelitian tiap semester, saya aktif mengikuti
diskusi kegiatan ilmiah, saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang isu-isu terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang
keilmuan saya, saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel kinerja
dosen. Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel kinerja dosen adalah saya aktif menulis hasil karya
pengabdian pada masyarakat, selanjutnya secara berturut-turut saya aktif
mengikuti diskusi kegiatan ilmiah, saya melakukan penelitian tiap semester,
saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu
terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang keilmuan saya, saya
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, saya mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan GBPP. Sedangkan secara deskriptif penilaian
responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap kinerja
dosen secara berturut-turut adalah; mengembangkan materi pembelajaran sesuai
GBPP, menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, memberikan
penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu yang terkait
dengan pembangunan masyarakat sesuai bidang keahlian, aktif mengikuti kegiatan
diskusi ilmiah, melakukan penelitian tiap semester dan aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa dukungan organisasi berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap kinerja melalui komitmen organisasi. Hal ini berarti hipotesis 3i
(H3i) yang menyatakan dukungan organisasi berpengaruh tidak langsung terhadap
kinerja dosen melalui komitmen organisasi di Perguruan Tinggi Swasta di
Gorontalo tidak terbukti. Makna dari temuan ini adalah walaupun dimediasi oleh
komitmen organisasi, peningkatan dukungan organisasi tidak mampu meningkatkan
kinerja.
Dukungan
organisasi yang baik/kuat tidak mampu memberikan efek positif untuk mendorong
dosen meningkatkan kinerjanya melalui komitmen organisasi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa meningkatnya dukungan organisasi yang secara langsung
menunjukkan peningkatan komitmen organisasi, namun tidak berdampak signifikan
terhadap kinerja dosen melalui komitmen organisasi. Hasil ini bisa ditelusuri
dengan melihat sumbangsi kedua jalur tersebut. Walaupun jalur dukungan
organisasi dengan komitmen organisasi hasilnya positif dan signifikan, namun
jalur komitmen organisasi dengan kinerja dosen bernilai positif dan tidak
signifikan, dan total nilai dari kedua jalur tersebut hasilnya tidak
signifikan.
Hasil
penelitian lainnya yang sejalan dengan hasil penelitian ini, dilakukan oleh Pazy
& Ganzach (2009) yang mengemukakan komitmen organisasi tidak memediasi
hubungan antara persepsi dukungan organisasi dengan kinerja.
Hasil
penelitian yang tidak signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan, perdebatan
teori serta perdebatan hasil penelitian yang signifikan berikut ini.
Rocha
& Chelladurai (2011) yang menyatakan bahwa Pengaruh tidak langsung persepsi
dukungan organisasi melalui komitmen afektif sangat signifikan. Arshadi &
Hayavi (2013) menyatakan persepsi dukungan organisasi (POS) memprediksi peran
organisasi berbasis harga diri (OBSE) yang pada gilirannya memprediksi komitmen
afektif dan prestasi kerja. Guan, et al (2014) dari hasil analisis menunjukkan
bahwa hubungan antara persepsi dukungan organisasi dan Kinerja Kerja yang
dimediasi oleh komitmen organisasi. Casimir, et al (2014) mengemukakan komitmen
afektif memediasi kedua hubungan antara hubungan antara persepsi dukungan
organisasi dengan kinerja.
6.4.
Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja dosen baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui komitmen organisasi di Perguruan Tinggi
Swasta di Gorontalo
6.4.1. Pengaruh
kepuasan kerja terhadap kinerja dosen
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa dengan peningkatan kepuasan kerja akan berdampak pada
kinerja dosen.
Kepuasan
kerja dicerminkan oleh enam indikator, besarnya gaji yang diterima sesuai
dengan prestasi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, tingkat
kesejahteraan yang cukup tinggi, penghargaan atas prestasi yang diperoleh, jaminan
keamanan dalam bekerja, dan sistem promosi jabatan dilakukan secara adil.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel
kepuasan kerja. Indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel kepuasan kerja adalah penghargaan atas prestasi yang diperoleh
dilanjutkan dengan besarnya gaji yang diterima sesuai dengan prestasi, sistem
promosi jabatan dilakukan secara adil, tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi,
pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, dan jaminan keamanan dalam
bekerja. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator yang
memberikan kontribusi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara berturut-turut adalah; besarnya gaji
yang diterima sesuai dengan prestasi, jaminan keamanan dalam bekerja
penghargaan atas prestasi, sistem promosi jabatan yang dilakukan secara adil,
pemberian tunjangan dilakukan dengan adil dan tingkat kesejahteraan yang
diterima cukup tinggi.
Kinerja
dosen dicerminkan oleh enam indikator, Saya mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan GBPP, saya menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk
bimbingan, saya melakukan penelitian tiap semester, saya aktif mengikuti
diskusi kegiatan ilmiah, saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang isu-isu terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang
keilmuan saya, saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel kinerja
dosen. Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan
kontribusi terhadap variabel kinerja dosen adalah saya aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat, selanjutnya secara berturut-turut saya aktif
mengikuti diskusi kegiatan ilmiah, saya melakukan penelitian tiap semester,
saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu
terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang keilmuan saya, saya
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, saya mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan GBPP. Sedangkan secara deskriptif penilaian
responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap kinerja
dosen secara berturut-turut adalah; mengembangkan materi pembelajaran sesuai
GBPP, menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, memberikan
penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu yang terkait
dengan pembangunan masyarakat sesuai bidang keahlian, aktif mengikuti kegiatan
diskusi ilmiah, melakukan penelitian tiap semester dan aktif menulis hasil karya
pengabdian pada masyarakat.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap kinerja dosen. Hal ini berarti hipotesis 4a (H4a) yang menyatakan
kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja dosen di Perguruan Tinggi
Swasta di Gorontalo tidak terbukti. Makna dari temuan ini adalah peningkatan
kepuasan kerja tidak mampu meningkatkan kinerja.
Alasan
yang menyebabkan kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja, adalah
kondisi item kepuasan kerja yang oleh responden merasa kurang dan bahkan tidak
puas, seperti item “sistem promosi jabatan”, “pemberian tunjangan”, dan
“tingkat kesejahteraan”. Mayoritas responden menyatakan kurang puas, tidak puas
dan sangat tidak puas.
Hasil
tersebut didukung jawaban dari responden dari pertanyaan terbuka;
“.....Ketidakpuasan
kerja disebabkan karena faktor lingkungan serta tekanan lingkungan yang penuh
politik, saling sikut, menjelekkan dan kurangnya penghargaan. Itulah yang
menyebabkan ketidakpuasan ditambah lagi tuntutan dan tekanan yang tidak
seimbang dengan upah yang diberikan itu juga menjadi faktor
ketidakpuasan....”.”.... Tingkat kepuasan kerja dipengaruhi oleh: sikap tebang
pilih pimpinan, tidak ada reward atas reputasi/prestasi dosen, pemberian
fasilitas tidak merata dan tidak berbasis kinerja; pelaksanaan tridharma
dilakukan hanya untuk menggugurkan kewajiban sebagai dosen bukan karena
motivasi dari dalam diri (tanggung jawab dosen)..”.”.... Ketidakpuasan kinerja
tidak dijadikan sebagai pedoman peningkatan kinerjanya karena tidak pernah
dilakukan evaluasi kinerja juga. Puas dan tidak puas adalah hal yang sama dan
tidak berarti, karena tidak adanya sanksi ataupun reward terhadap hasil kerja
seseorang....”.
Sampai
saat ini masih ada pertentangan antara kepuasan kerja mempengaruhi kinerja atau
kinerja yang mempengaruhi kepuasan kerja.
Beberapa
hasil penelitian lainnya yang sejalan dengan hasil penelitian ini, dilakukan
oleh Karatepe, et al (2006) yang menyatakan bahwa Kepuasan kerja tidak
berpengaruh terhadap kinerja, demikian juga Crossman & Zaki (2003)
menyatakan hubungan yang tidak signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja.
Bowling (2007) juga menyatakan tidak ada hubungan kepuasan dengan kinerja.
Hasil
penelitian yang tidak signifikan tersebut diatas, menambah khasanah keilmuan, perdebatan
teori serta perdebatan hasil penelitian yang signifikan berikut ini.
Porter-Lawler
(Luthans 1998) menyatakan bahwa kinerja intrinsik dan kinerja ekstrinsik
mempengaruhi kepuasan kerja. Mardiana, Eliyana,, et al (2012) menyatakan bahwa
peningkatan kepuasan kerja juga akan meningkatkan kinerja karyawan. Simona, et
al (2008) menyatakan Kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap kinerja
penjualan. Whitman, et al (2010) menyatakan Kepuasan berpengaruh positif
terhadap kinerja Meneliti. Fried, et al (2008) menyatakan kepuasan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja. Werner & Chang (2008) menyatakan kinerja yang
tinggi dipengaruhi oleh kepuasan yang tinggi. Ziegler, et al (2012) menyatakan
kepuasan kerja merupakan prediktor yang berpengaruh terhadap kinerja.
Karyawan
yang memiliki kepuasan, baik kondisi internal maupun eksternal akan mendorong
bekerja secara penuh untuk mencapai tujuan organisasi, melibatkan dirinya
secara penuh terhadap organisasi, (Robbins & Judge, 2014). Kepuasan kerja
berarti pemenuhan yang diperoleh dari pengalaman melakukan berbagai pekerjaan
dengan mendapat imbalan. Jadi kepuasan kerja digunakan untuk menganalisis hasil
karya yang telah dicapai oleh seseorang karyawan, dan kepuasan kerja merupakan
konsekuensi imbalan yang dihubungkan dengan hasil karya. Karyawan dapat merasa
puas atau tidak, apabila terdapat hubungan antara penampilan kerja dan hasil
karyanya, serta imbalan yang telah diterima sebagai wujud hubungan itu.
Kepuasan
kerja dapat merangsang semangat kerja dan loyalitas karyawan, sebaliknya tanpa
ada kepuasan kerja maka karyawan tidak bersemangat dalam bekerja, dan berpikir untuk
pindah pekerjaan (Robbins dan Judge, 2014).
6.4.2. Pengaruh
kepuasan kerja terhadap kinerja dosen
melalui komitmen organisasi
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa dengan peningkatan kepuasan kerja dan komitmen organisasi
akan berdampak pada kinerja dosen.
Kepuasan
kerja dicerminkan oleh enam indikator, besarnya gaji yang diterima sesuai
dengan prestasi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, tingkat
kesejahteraan yang cukup tinggi, penghargaan atas prestasi yang diperoleh,
jaminan keamanan dalam bekerja, dan sistem promosi jabatan dilakukan secara
adil. Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel
kepuasan kerja. Indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel kepuasan kerja adalah penghargaan atas prestasi yang diperoleh
dilanjutkan dengan besarnya gaji yang diterima sesuai dengan prestasi, sistem
promosi jabatan dilakukan secara adil, tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi,
pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, dan jaminan keamanan dalam
bekerja. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator yang
memberikan kontribusi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara berturut-turut adalah; besarnya gaji
yang diterima sesuai dengan prestasi, jaminan keamanan dalam bekerja
penghargaan atas prestasi, sistem promosi jabatan yang dilakukan secara adil,
pemberian tunjangan dilakukan dengan adil dan tingkat kesejahteraan yang
diterima cukup tinggi.
Komitmen
organisasi dicerminkan oleh enam indikator, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan, saya berasumsi
bahwa meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita, saya memiliki perasaan
bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, dan saya memiliki perasaan
bahwa saya harus berkorban demi organisasi ini. Masing-masing indikator
memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel komitmen organisasi. Secara
loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel komitmen organisasi adalah saya memiliki perasaan bahwa saya harus
berkorban demi organisasi ini, selanjutnya adalah saya memiliki perasaan bahwa
saya harus loyal terhadap organisasi ini, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, saya berasumsi bahwa
meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita dan keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadap komitmen organisasi secara berturut-turut adalah; akan
melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuan, memiliki
perasaan harus loyal terhadap organisasi, perasaan harus berkorban demi
organisasi, perasaan senang untuk menghabiskan sisa karir pada tempat kerja
sekarang, keberadaan dalam organisasi didasarkan keharusan bukan karena keinginan,
dan asumsi bahwasanya meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang akan menderita.
Kinerja
dosen dicerminkan oleh enam indikator, Saya mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan GBPP, saya menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk
bimbingan, saya melakukan penelitian tiap semester, saya aktif mengikuti
diskusi kegiatan ilmiah, saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang isu-isu terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang
keilmuan saya, saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel kinerja
dosen. Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan
kontribusi terhadap variabel kinerja dosen adalah saya aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat, selanjutnya secara berturut-turut saya aktif
mengikuti diskusi kegiatan ilmiah, saya melakukan penelitian tiap semester,
saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu
terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang keilmuan saya, saya
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, saya mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan GBPP. Sedangkan secara deskriptif penilaian
responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap kinerja
dosen secara berturut-turut adalah; mengembangkan materi pembelajaran sesuai
GBPP, menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, memberikan
penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu yang terkait
dengan pembangunan masyarakat sesuai bidang keahlian, aktif mengikuti kegiatan
diskusi ilmiah, melakukan penelitian tiap semester dan aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap kinerja dosen melalui komitmen organisasi. Hal ini berarti hipotesis 4b (H4b) yang
menyatakan kepuasan kerja berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja dosen
melalui komitmen organisasi di Perguruan Tinggi Swasta di Gorontalo tidak
terbukti. Makna dari temuan ini adalah walaupun dimediasi oleh komitmen
organisasi, peningkatan kepuasan kerja tidak mampu meningkatkan kinerja.
Kepuasan
kerja yang baik/kuat tidak mampu memberikan efek positif untuk mendorong dosen
meningkatkan kinerjanya melalui komitmen organisasi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kepuasan kerja yang secara langsung menunjukkan peningkatan terhadap komitmen
organisasi, namun tidak berdampak signifikan terhadap kinerja dosen melalui
komitmen organisasi. Hasil ini bisa ditelusuri dengan melihat sumbangsi kedua
jalur tersebut. Walaupun jalur kepuasan kerja dengan komitmen organisasi
hasilnya positif dan signifikan, namun jalur komitmen organisasi dengan kinerja
dosen bernilai positif dan tidak signifikan dan total nilai dari kedua jalur
tersebut hasilnya tidak signifikan.
6.5.
Pengaruh kepuasan kerja terhadap
komitmen organisasi
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa dengan peningkatan kepuasan kerja akan berdampak pada
komitmen organisasi.
Kepuasan
kerja dicerminkan oleh enam indikator, besarnya gaji yang diterima sesuai
dengan prestasi, pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, tingkat
kesejahteraan yang cukup tinggi, penghargaan atas prestasi yang diperoleh,
jaminan keamanan dalam bekerja, dan sistem promosi jabatan dilakukan secara
adil. Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel
kepuasan kerja. Indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap
variabel kepuasan kerja adalah penghargaan atas prestasi yang diperoleh
dilanjutkan dengan besarnya gaji yang diterima sesuai dengan prestasi, sistem
promosi jabatan dilakukan secara adil, tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi,
pemberian tunjangan telah dilakukan dengan adil, dan jaminan keamanan dalam
bekerja. Sedangkan secara deskriptif penilaian responden, indikator yang
memberikan kontribusi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara berturut-turut adalah; besarnya gaji
yang diterima sesuai dengan prestasi, jaminan keamanan dalam bekerja
penghargaan atas prestasi, sistem promosi jabatan yang dilakukan secara adil,
pemberian tunjangan dilakukan dengan adil dan tingkat kesejahteraan yang
diterima cukup tinggi.
Komitmen
organisasi dicerminkan oleh enam indikator, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan, saya berasumsi
bahwa meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita, saya memiliki
perasaan bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, dan saya memiliki
perasaan bahwa saya harus berkorban demi organisasi ini. Masing-masing
indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel komitmen organisasi.
Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel komitmen organisasi adalah saya memiliki perasaan bahwa saya
harus berkorban demi organisasi ini, selanjutnya adalah saya memiliki perasaan
bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, saya berasumsi bahwa
meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita dan keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadap komitmen organisasi secara berturut-turut adalah; akan
melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuan, memiliki
perasaan harus loyal terhadap organisasi, perasaan harus berkorban demi
organisasi, perasaan senang untuk menghabiskan sisa karir pada tempat kerja
sekarang, keberadaan dalam organisasi didasarkan keharusan bukan karena
keinginan, dan asumsi bahwasanya meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang akan
menderita.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0, ditemukan
bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasi. Hal ini berarti hipotesis 5 (H5) yang menyatakan kepuasan kerja
berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasi Di Perguruan Tinggi Swasta di
Gorontalo terbukti. Makna dari temuan ini adalah peningkatan kepuasan kerja
mampu meningkatkan komitmen organisasi.
Alasan
yang menyebabkan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen
organisasi, didasari oleh penelitian yang dilakukan Gunz dan Gunz (1994) menemukan
adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Satu faktor
yang mempengaruhi turnover adalah tingkat kepuasan kerja (job satisfaction). Sejumlah riset tentang kepuasan kerja secara
konsisten menyatakan bahwa ketidaksesuaian pekerjaan akan berpengaruh pada
penurunan kepuasan kerja, mengikis komitmen dalam berorganisasi, dan berujung
pada meningkatnya keinginan untuk berpindah kerja atau turnover intention (Randhawa
2007)
Komitmen
organisasi yang tinggi dalam hal
“kesediaan melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai
tujuannya”, “perasaan harus loyal terhadap organisasi”, “perasaan harus
berkorban demi organisasi” didasari oleh kepuasan dosen dalam hal “besarnya
gaji yang diterima sesuai dengan prestasi”, “jaminan keamanan dalam bekerja”,
dan “penghargaan atas prestasi” dimana beberapa item tersebut, ditanggapi
dengan jawaban baik san sangat baik oleh mayoritas responden.
Beberapa
hasil penelitian lainnya yang sejalan dengan hasil penelitian ini, dilakukan
oleh Eliyana, et al (2012) menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Gunlu, et al (2010) menyatakan
kepuasan kerja ekstrinsik, intrinsik, dan umum memiliki pengaruh yang
signifikan pada komitmen normatif dan komitmen afektif. Koh & Elfred H.Y.
Boo (2004) terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kepuasan kerja
dan komitmen organisasi. Boles, et al (2007) hasil penelitian menunjukkan bahwa
berbagai aspek kepuasan kerja berhubungan kuat dengan komitmen organisasi.
Naderi Anari (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan
antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Adio & Popoola (2010)
menyatakan kepuasan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen
karir.
Secara
teori dikemukakan oleh Robbins dan Judge (2005) bahwa karyawan yang memiliki
kepuasan terhadap pekerjaanya akan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk
mangkir dan berhenti dari pekerjaannya. Berhenti dari pekerjaan atau turnover
terkait dengan kepuasan kerja.
Penelitian
menunjukkan bahwa pengunduran diri karyawan lebih banyak terjadi karena
ketidakpuasan dalam pekerjaannya (Spector, 2012). Mobley (1982) menyatakan bahwa
tingkat dari kepuasan kerja berkorelasi dengan pemikiran-pemikiran untuk
meninggalkan pekerjaan, dan bahwa niat untuk meninggalkan pekerjaan berkorelasi
dengan meninggalkan pekerjaan secara aktual. Ketidakpuasan dapat terungkap
dalam berbagai cara lain seperti karyawan mengeluh, membangkang, menghindar
dari tanggung jawab dan lain-lain.
Komitmen
organisasional juga berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja (Bateman &
Strasser, dalam Vandenberg dan Basak, 2013). Alasannya adalah didasarkan pada
suatu perspektif tentang perilaku komitmen organisasional dimana suatu tindakan
senantiasa dihubungkan dengan suatu organisasi dan kondisi sekitar dimana
tindakan tersebut akan menentukan sikap dan perilaku komitmen pada organisasi
(Salancik & Pfeffer, Staw dalam Vandenberg dan Basak, 2013). Adanya
pengaruh langsung yang positif dan bermakna dari kepuasan kerja terhadap
komitmen dosen pada universitas menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan dosen
terhadap pekerjaannya, maka semakin tinggi pula keterikatan pada universitas.
Kepuasan kerja ini terutama dirasakan dalam hal kepuasan terhadap pimpinan,
kepuasan terhadap rekan kerja, kepuasan terhadap komunikasi yang terjadi di
dalam perguruan tinggi, serta kepuasan terhadap kondisi kerja yang tersedia di
perguruan tinggi.
Steven,
et al., (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan karyawan
terhadap manajemen perusahaan merupakan faktor penentu yang sangat penting dari
kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi
karyawan yang kurang dalam pengambilan keputusan pada gilirannya menyebabkan
rendahnya tingkat kepuasan kerja karyawan dan komitmen karyawan. Kurangnya
komitmen karyawan dan keterlibatan mempengaruhi niat karyawan untuk berhenti.
6.6.
Pengaruh komitmen organisasi terhadap
Kinerja Dosen
Hipotesis
ini dimaksudkan bahwa dengan peningkatan komitmen organisasi akan berdampak
pada kinerja dosen.
Komitmen
organisasi dicerminkan oleh enam indikator, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan, saya berasumsi
bahwa meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita, saya memiliki
perasaan bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, dan saya memiliki
perasaan bahwa saya harus berkorban demi organisasi ini. Masing-masing
indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel komitmen organisasi.
Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan kontribusi
terhadap variabel komitmen organisasi adalah saya memiliki perasaan bahwa saya
harus berkorban demi organisasi ini, selanjutnya adalah saya memiliki perasaan
bahwa saya harus loyal terhadap organisasi ini, saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karier ditempat kerja sekarang, saya akan melakukan usaha
maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, saya berasumsi bahwa
meninggalkan pekerjaan yang sekarang akan menderita dan keberadaan saya dalam
organisasi ini didasarkan atas keharusan bukan karena keinginan. Sedangkan
secara deskriptif penilaian responden, indikator yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadap komitmen organisasi secara berturut-turut adalah; akan
melakukan usaha maksimal untuk membantu organisasi mencapai tujuan, memiliki
perasaan harus loyal terhadap organisasi, perasaan harus berkorban demi
organisasi, perasaan senang untuk menghabiskan sisa karir pada tempat kerja
sekarang, keberadaan dalam organisasi didasarkan keharusan bukan karena
keinginan, dan asumsi bahwasanya meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang akan
menderita.
Kinerja
dosen dicerminkan oleh enam indikator, Saya mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan GBPP, saya menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk
bimbingan, saya melakukan penelitian tiap semester, saya aktif mengikuti
diskusi kegiatan ilmiah, saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada
masyarakat tentang isu-isu terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang
keilmuan saya, saya aktif menulis hasil karya pengabdian pada masyarakat.
Masing-masing indikator memberikan kontribusi dalam menjelaskan variabel kinerja
dosen. Secara loading faktor, indikator yang paling tinggi memberikan
kontribusi terhadap variabel kinerja dosen adalah saya aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat, selanjutnya secara berturut-turut saya aktif
mengikuti diskusi kegiatan ilmiah, saya melakukan penelitian tiap semester,
saya memberikan penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu
terkait dengan pembangunan masyakarat sesuai bidang keilmuan saya, saya
menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, saya mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan GBPP. Sedangkan secara deskriptif penilaian
responden, indikator yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap kinerja
dosen secara berturut-turut adalah; mengembangkan materi pembelajaran sesuai
GBPP, menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa untuk bimbingan, memberikan
penyuluhan yang bermanfaat kepada masyarakat tentang isu-isu yang terkait
dengan pembangunan masyarakat sesuai bidang keahlian, aktif mengikuti kegiatan
diskusi ilmiah, melakukan penelitian tiap semester dan aktif menulis hasil
karya pengabdian pada masyarakat.
Berdasarkan
hasil pengujian statistik dengan menggunakan program komputasi AMOS 21.0,
ditemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja dosen. Hal ini berarti hipotesis 6 (H6) yang menyatakan komitmen
organisasi berpengaruh langsung terhadap Kinerja Dosen Di Perguruan Tinggi
Swasta di Gorontalo terbukti. Makna dari temuan ini adalah peningkatan komitmen
organisasi mampu meningkatkan kinerja.
Komitmen
dari para dosen untuk melakukan usaha maksimal dalam membantu organisasi, sikap loyal terhadap
organisasi dan sikap berkorban demi organisasi, merupakan sikap yang
mencerminkan bahwa mayoritas dosen bisa menunjukkan kinerja kerja yang
maksimal.
Beberapa
hasil penelitian lainnya yang sejalan dengan hasil penelitian ini, dilakukan
oleh Meyer, et. al (1993), (Chen, Tsui & Farh, 2002), Peterson dan Mets dalam Seniati (2006),
karyawan yang mempunyai komitmen akan loyal pada organisasi dan mereka
produktif, memihak pada tujuan dan nilai organisasional. Konsekuensinya
perilaku mereka akan mengarah pada perolehan (outcome) organisasi, seperti kinerja jabatan, kehadiran, kuantitas
kerja, kualitas kerja dan pengorbanan personal atas nama organisasi (Somer
& Birnbaum, 1998)
Dosen
yang menunjukkan komitmen tinggi memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan
tanggung jawab yang lebih dalam mencapai kesejahteraan dan keberhasilan
organisasi tempatnya bekerja. Sikap komitmen yang kuat pada organisasi timbul
dari interaksi individu dengan organisasi ketika terdapat alternatif penawaran
yang menarik dari suatu pekerjaan. Pekerjaan yang memberikan harapan yang
selaras dengan keinginan, hasrat dan pengalaman masa lalu yang membahagiakan
akan meningkatkan kinerja karyawan. Abu Bakar Suliman and Paul Illes (2000),
menyimpulkan bahwa komitmen organisasional berhubungan positif dengan job perfomance. Azzem (2010) menjelaskan
bahwa komitmen adalah kepercayaan.
Studi
Becker (Taba, 2004) yang meneliti basis komitmen serta implikasinya terhadap
kinerja, menemukan bahwa komitmen berhubungan signifikan dengan prestasi kerja.
Hasil
penelitian ini serta beberapa pendapat tersebut diatas, menambah khasanah
keilmuan, perdebatan teori serta perdebatan hasil penelitian tentang pengaruh
komitmen organisasi terhadap kinerja, sebab beberapa hasil penelitian
sebelumnya menghasilkan hasil yang bertentangan.
Suliman
& Iies (2000), Yousef (2000) dan Pinho, et al., (2014) menunjukkan hasil
penelitian bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja. Yiing & Ahmed (2009) Komitmen organisasional ditemukan berhubungan
secara signifikan dengan kepuasan kerja, tapi tidak dengan kinerja karyawan.
Rendahnya
komitmen dan loyalitas dosen kepada organisasi merupakan kerugian kepada
perguruan tinggi, sekaligus kepada diri pribadi dosen tersebut. Beberapa
kerugian akibat rendahnya komitmen yang mempengaruhi anggota organisasi untuk
keluar. Pertama, kerugian bagi organisasi yakni rusaknya struktur sosial dan komunikasi
dalam organisasi, hilangnya anggota organisasi yang mungkin memiliki prestasi
kerja tinggi, hilangnya kepuasan diantara yang tetap tinggal. Kedua, kerugian
bagi diri orang yang keluar, yakni hilangnya senioritas dan penghasilan
tambahan, stress yang berkaitan dengan proses transisi, terpengaruhnya jalur
karir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar