Sabtu, 17 Juni 2017

Deskripsi Variabel Personality

Mudah mempercayai orang lain (PER1), 
Melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain (PER2), 
Bekerja dengan penuh tanggung jawab (PER3), 
Saya teliti dengan pekerjaan saya (PER4), 
Tidak mudah gugup (PER5), 
Menangani tekanan dengan baik (PER6), 
Tegas terhadap siapa saja (PER7), 
Berjiwa seorang pemimpin (PER8) 
Selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru (PER9)



Tanggapan Responden Terhadap Variabel Personality
No
Indikator
Skor Jawaban
Total
Mean
1
2
3
4
5
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
PER1
0
0,0
5
2,4
49
23,3
120
57,1
36
17,1
210
3,89
2
PER2
2
1,0
7
3,3
51
24,3
106
50,5
44
21,0
210
3,87
3
PER3
1
0,5
10
4,8
60
28,6
93
44,3
46
21,9
210
3,82
4
PER4
1
0,5
6
2,9
38
18,1
115
54,8
50
23,8
210
3,99
5
PER5
12
5,7
20
9,5
62
29,5
90
42,9
26
12,4
210
3,47
6
PER6
5
2,4
10
4,8
63
30,0
114
54,3
18
8,6
210
3,62
7
PER7
4
1,9
18
8,6
67
31,9
94
44,8
27
12,9
210
3,58
8
PER8
6
2,9
25
11,9
72
34,3
94
44,8
13
6,2
210
3,40
9
PER9
4
1,9
20
9,5
45
21,4
111
52,9
30
14,3
210
3,68
Mean Variabel Personality
3,70


Standardized Regression Weight (Loading Factor) Measurement Model Variabel Personality
Indikator
Variabel
Estimate LF (λ)
Estimate
S.E.
C.R
Prob
PER1
Personality
0,226
1,000


0,000
PER2
Personality
0,611
3,135
1,035
3,027
0,002
PER3
Personality
0,614
3,274
1,086
3,015
0,003
PER4
Personality
0,465
2,238
,771
2,904
0,004
PER5
Personality
0,527
3,393
1,158
2,931
0,003
PER6
Personality
0,761
3,878
1,267
3,061
0,002
PER7
Personality
0,736
4,137
1,355
3,054
0,002
PER8
Personality
0,799
4,449
1,449
3,071
0,002
PER9
Personality
0,764
4,352
1,422
3,061
0,002

Konsep Personality (kepribadian) yang paling sering digunakan dirumuskan oleh Gordon Allport (1937). Pada dasarnya, semua orang memiliki Personality (kepribadian) yang berbeda-beda. Personality (kepribadian) adalah karakteristik dinamik dan terorganisasi dari seorang individu yang mempengaruhi pikiran, emosional, dan perilakunya, Funder dalam (Colquitt,, et al., 2014). Menurut (Griffin & Moorhead, 2014) Personality is the relatively stabel set of psychological attributes that distinguish one person from another. Personality (kepribadian) adalah kumpulan atribut psikologis yang relatif stabil yang membedakan seseorang dari yang lain.
Personality (kepribadian) merupakan keseluruhan karakteristik yang berasal dari sifat unik seseorang dalam bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Personality (kepribadian) menggabungkan seperangkat karakteristik fisik dan mental yang mencerminkan bagaimana seseorang terlihat, berpikir, berperan, dan merasakan (John R. Schermerhorn, 2007).
Personality (kepribadian) mengacu pada pola yang relatif stabil dari perilaku dan keadaan internal yang konsisten menjelaskan kecenderungan perilaku seseorang (McShane & Von Glinow, 2008). Personality (kepribadian) memiliki kedua elemen internal dan eksternal. Ciri-ciri eksternal adalah perilaku yang dapat diamati sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi Personality (kepribadian) seseorang. Keadaaan internal mewakili pikiran, nilai-nilai, dan karakteristik genetik yang dapat disimpulkan dari perilaku yang diamati.
Menurut (Robbins & Judge, 2014) Personality (kepribadian) sebagai jumlah total cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Personality (kepribadian) merupakan karakteristik individu yang menyebabkan pola konsisten dalam perilaku yang individu dari waktu ke waktu (Stroh & Gregory B. Northcraft, 2002). Personality (kepribadian) merupakan kecenderungan untuk memiliki keyakinan tertentu, sikap, dan perilaku. Meskipun sikap sering berubah, dan nilai-nilai dapat berkembang dari waktu ke waktu, Personality (kepribadian) biasanya dianggap abadi dan stabil. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa perbedaan Personality (kepribadian) yang dinilai di masa kanak-kanak adalah prediktor yang valid dari kesuksesan karir di kemudian hari.
Para ilmuan telah mengidentifikasi begitu banyak ciri-ciri Personality (kepribadian) dan dimensi yang membedakan seseorang dari yang lain. Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mengidentifikasi ciri-ciri Personality (kepribadian) mendasar yang sangat relevan untuk organisasi.
Lima Besar ciri-ciri Personality (kepribadian) (Big Five Personality Traits)  menurut Barrick dan Mount dalam Griffin & Moorhead (2014), John A Wagner & Hollenbeck (2010) dan John R. Schermerhorn (2007) yaitu: Keramahan (Agreeableness), Kehati-hatian (Conscientiounsness) Neuroticism/Stabilitas Emosi (emotional stability), Ekstraversi (Extroversion) dan Keterbukaan (Openess).
Keramahan (Agreeableness) merujuk pada kemampuan seseorang untuk bergaul dengan orang lain. Keramahan menyebabkan sejumlah orang bersikap ramah, kooperatif, mudah memaafkan, pengertian, dan bersikap baik dalam berurusan dengan orang lain, namun juga mengakibatkan menjadi orang lain menjadi menjengkelkan, mudah marah, tidak kooperatif dan biasanya bersikap menentang kepada orang lain.
Kehati-hatian (Conscientiounsness) merujuk pada sejumlah sasaran yang difokuskan oleh seseorang. Orang yang berfokus pada relatif sedikit sasaran pada waktu lebih berkemungkinan untuk terorganisasi, sistematis, berhati-hati, menyeluruh, bertanggungjawab dan disiplin. Namun yang lainnya, cenderung mengejar cakupan sasaran yang lebih luas, dan sebagai akibatnya, lebih tidak terorganisasi, ceroboh, dan tidak bertanggungjawab serta kurang menyeluruh dan disiplin. Penelitian telah menemukan bahwa orang-orang yang lebih berhati-hati cenderung berkinerja tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang kurang berhati-hati dalam berbagai pekerjaan berbeda. Pola ini tampak logis, tentu saja karena orang yang berhati-hati menganggap serius pekerjaan mereka dan melakukan pendekatan terhadap pekerjaan mereka dengan cara sangat bertanggungjawab
Neuroticism merujuk pada orang-orang yang relatif lebih banyak atau cenderung mengalami emosi yang tidak stabil seperti kemarahan, kecemasan, depresi, dan perasaan yang rawan. Orang yang kurang neurotik relatif penuh pertimbangan, tenang, tangguh, dan kuat; orang yang lebih neurotik lebih bersemangat, lemah, reaktif, dan tunduk pada perubahan suasana hati yang ekstrim. Orang yang memiliki Neurotisme yang kurang diharapkan untuk lebih menangani stres kerja, tekanan, dan ketegangan. Stabilitas mereka menyebabkan mereka terlihat lebih handal daripada rekan-rekan mereka yang kurang stabil.
Ekstraversi (Extroversion) mencerminkan tingkat kenyamanan seseorang dengan hubungan. Ekstrover bersifat suka bergaul, pandai berbicara, tegas dan terbuka untuk menjalin hubungan baru. Introver jauh lebih tidak suka bergaul, tidak pandai berbicara, dan tidak tegas, dan lebih enggan untuk memulai hubungan baru. Penelitian menyatakan bahwa Ekstrover cenderung berkinerja lebih tinggi pada keseluruhan pekerjaan dibandingkan dengan Introver, dan bahwa mereke lebih berkemungkinan tertarik dengan pekerjaan-pekerjaan yang berdasarkan hubungan personal, seperti posisi pada penjualan dan pemasaran.
Keterbukaan (Openess) mencerminkan kelakuan seseorang atas keyakinan dan luasnya ketertarikan. Orang dengan tingkat keterbukaan tinggi bersedia untuk mendengarkan ide-ide baru dan mengubah ide, keyakinan dan sikap mereka sendiri sebagai respons terhadap adanya informasi baru. Mereka cenderung mempunyai ketertarikan luas dan keingintahuan, imajinatif dan kreatif. Sebaliknya, orang-orang dengan tingkat keterbukaan rendah cenderung kurang dapat menerima ide-ide baru dan kurang bersedia untuk mengubah pikiran mereka. Lebih jauh, mereka cenderung mempunyai ketertarikan yang lebih sedikit dan lebih sempit serta kurang ingin tahu dan kreatif. Orang-orang dengan keterbukaan lebih besar diharapkan berkinerja lebih baik karena fleksibiltas mereka dan kemungkinan bahwa mereka akan diterima secara lebih baik oleh orang lain dalam organisasi. Keterbukaan juga dapat mencakup kesediaan seseorang untuk menerima perubahan, orang-orang dengan tingkat keterbukaan tinggi dapat lebih bersedia untuk menerima perubahan, sedangkan orang-orang dengan sedikit keterbukaan dapat menolak perubahan.
Personality (kepribadian) dari Big Five yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae (Yang & Hwang, 2014) yaitu: 1) Keramahan dengan beberapa indikator seperti saya melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain, saya bergaul baik dengan orang lain, saya melihat cara pandang orang lain, saya perhatian. 2) Sifat berhati-hati, dengan beberapa indikator seperti; saya teliti dengan pekerjaan saya, saya selalu mencari kesempatan untuk maju, saya mencoba untuk melakukan yang terbaik dalam segala hal yang saya lakukan dan saya sistematis, 3) Extraversion dengan beberapa indikator seperti saya seorang pemimpin, saya persuasif, saya memotivasi diri sendiri, dan saya energik. 4) Stabilitas emosional dengan beberapa indikator seperti; saya menangani tekanan dengan baik, saya berwatak baik. 5) Keterbukaan terhadap pengalaman, dengan beberapa indikator seperti: saya ingin mencoba hal-hal baru, saya mengambil pendekatan holistik.
Lima Besar Model Personality (kepribadian) (The Big Five Personality Model) menurut Wang dan Mount (Robbins & Judge, 2014) adalah: Ekstraversi (Extroversion), Keramahan (Agreeableness), Kehati-hatian (Conscientiousness), Stabilitas Emosional (Emotional stability) dan Keterbukaan pada pengalaman (Openness to experience).
Dimensi ekstraversi menampilkan level kenyamanan kita di dalam hubungan. Ekstrover cenderung elspresif, percaya diri dan mampu bersosialisasi. Introver, cenderung pemalu, penakut dan tenang. Dimensi keramahan merujuk pada kecendrungan seorang individu untuk memahami orang lain. Orang yang ramah kooperatif, hangat dan mempercayai. Orang yang berskor rendah dingin, tidak ramah, dan antagonis. Dimensi kehati-hatian adalah sebuah ukuran reabilitas. Orang yang sangat hati-hati bertanggungjawab, teratur, dapat diandalkan dan persisten. mereka yang berskor rendah pada dimensi ini mudah dialihkan, tidak teratur dan tidak dapat diandalkan. Dimensi stabilitas emosional, sering dilabeli dengan kebalikannya, uring-uringan, menunjukkan Ability (kemampuan) seseorang untuk menghadapi stres. Orang dengan stabilitas emosional positif tinggi cenderung tenang, percaya diri, dan aman. Mereka dengan skor negatif cenderung gugup, cemas, depresi dan tidak aman. Dimensi keterbukaan pada pengalaman mencakup kisaran minat dan keterkaitan atas inovasi. Orang yang sangat terbuka kreatif, ingin tahu, dan secara artistik sensitif. Sebaliknya, mereka yang berada di ujung lainnya dari kategori ini konvensional dan merasa nyaman dalam keadaan yang dikenal.
Menurut Goldberg, L.R (Colquitt, et al., 2014), kelima dimensi Personality (kepribadian) yang secara kolektif disebut Big Five antaralain: Berhati-hati, Keramahan, Neuroticism, Keterbukaan terhadap pengalaman, dan Extroversion.
Karyawan yang memiliki sifat berhati-hati pada umumnya dapat diandalkan, terorganisir, dapat dipercaya, ambisius, pekerja keras, dan tekun. Orang yang ramah bersikap hangat, baik, kooperatif, simpatik, suka membantu, dan sopan. Orang yang ramah memprioritaskan kerjasama dalam berjuang, mencerminkan keinginan yang kuat untuk mendapatkan pengakuan dalam hubungan pribadi sebagai sarana mengekspresikan Personality (kepribadian). Orang Ekstrover adalah orang yang banyak bicara, mudah bergaul, mempunyai semangat, tegas, berani, dan dominan (berbeda dengan Introvert, yang pendiam, pemalu, dan pendiam). Orang neurotik adalah orang yang gugup, murung, emosional, tidak merasa aman, dan cemburu. Lawan dimensi ini disebut dengan “Penyesuaian Emosional" atau "Stabilitas emosional". Jika kesadaran adalah hal yang paling penting dari lima besar dari perspektif kinerja pekerjaan, neuroticism adalah hal kedua yang paling penting. Ada beberapa pekerjaan yang terkait dengan sifat-sifat neurotisisme dan bermanfaat bagi perilaku dalam pekerjaan. Sebaliknya, sebagian besar pekerjaan membutuhkan karyawan yang tenang, stabil, dan merasa aman. Dimensi akhir dari Big Five adalah keterbukaan terhadap pengalaman. Keterbukaan adalah orang yang ingin tahu, imajinatif, kreatif, kompleks, halus, dan canggih. Dari semua Big Five, keterbukaan terhadap pengalaman memiliki nama yang paling alternatif. Kadang-kadang disebut "rasa ingin tahu" atau "Intellectualness" atau bahkan "Budaya". Seperti keramahan dan Extroversion, ciri-ciri yang terkait dengan keterbukaan bermanfaat dalam beberapa pekerjaan tetapi tidak yang lain. Akibatnya, keterbukaan tidak berhubungan dengan prestasi kerja di semua pekerjaan.
Trait-trait dalam domain-domain dari Big Five Personality menurut McCrae, et. al (1998) adalah: Conscientiousness, Extroversion, Neuroticism,  Agreeableness dan Openness to experience.
Conscientiousness atau hati nurani. Seseorang yang berkepribadian ini adalah yang senantiasa berkonsentrasi untuk mengejar tujuan. Dimensi dari karakteristik ini adalah pekerja keras, dapat diandalkan, efisien, dan teratur, bertanggung jawab, dan tekun. Karakteristik khas dari orang yang memiliki Personality (kepribadian) ini adalah prestasi, berorientasi, disiplin, dan taat. Extroversion yaitu tingkat kenyamanan seseorang ketika bekerja dengan orang lain. Dimensi dari karakteristik ini adalah ramah, banyak bicara, antusias, agresif, berorientasi menjaga hubungan personal. Karakteristik khas dari orang yang memiliki Personality (kepribadian) ini adalah percaya diri, agresif, banyak bicara, bergaul, dan terbuka. Neuroticism yaitu besarnya simulasi sensasi negatif seseorang. Ini menunjukan adanya kecenderungan untuk mengekspresikan emosi yang buruk. Dimensi dari karakteristik ini adalah gelisah, marah, emosi, dan rendah diri. Karakteristik khas dari orang yang memiliki Personality (kepribadian) ini adalah takut, gugup, dan impuls. Agreeableness atau keramahan yaitu tingkat ketaatan norma individu. Dimensi dari karakteristik ini adalah sopan, percaya, ringan, senang membantu, dan murah hati. Karakteristik khas dari orang yang memiliki Personality (kepribadian) ini adalah ramah, bersahabat dan toleran. Openness to experience atau terbuka terhadap pengalaman yaitu tingkat kelimpahan atau kedalaman minat seseorang terhadap pengetahuan. Dimensi dari karakteristik ini adalah ingin tahu, kreatif, dan berbudaya. Karakteristik khas dari orang yang memiliki Personality (kepribadian) ini adalah penuh daya imajinasi, berwawasan luas, dan cerdas.
Menurut Digman dalam McShane & Von Glinow (2008) "Lima Besar" dimensi Personality (kepribadian) antaralain: Conscientiousness, keramahan, neuroticism, keterbukaan terhadap pengalaman, dan extraversion (CANOE).
Conscientiousness (Kesadaran) mengacu pada orang-orang yang berhati-hati, dapat diandalkan, dan disiplin. Beberapa ahli berpendapat bahwa dimensi ini juga mencakup keinginan untuk berprestasi. Orang dengan kesadaran yang rendah cenderung ceroboh, kurang teliti, lebih kacau, dan tidak bertanggung jawab. Agreeableness (keramahan) Ini termasuk ciri-ciri yang sopan, baik hati, empati, dan peduli. Beberapa ahli lebih memilih nama "kepatuhan penuh persahabatan" untuk dimensi ini, dengan lawannya menjadi "ketidakpatuhan sering bermusuhan." Orang dengan keramahan yang rendah cenderung tidak kooperatif, mudah marah, dan mudah tersinggung.  Neurotisme mengacu ciri orang dengan tingkat kecemasan tinggi, bermusuhan, depresi, dan kesadaran diri. Sebaliknya, orang dengan Neurotisme rendah (kestabilan emosi tinggi) mengikut, melindungi, dan tenang. Keterbukaan terhadap pengalaman. Dimensi ini adalah yang paling kompleks dan memiliki kesepakatan sedikit di antara para ahli. Hal ini biasanya mengacu pada sejauh mana orang yang sensitif, fleksibel, kreatif, dan ingin tahu. Mereka dengan skor yang rendah pada dimensi ini cenderung lebih tahan terhadap perubahan, kurang terbuka untuk ide-ide baru, dan lebih tetap dalam cara mereka.  Ekstrovert mengacu pada ciri orang-orang yang ramah, banyak bicara, mudah bergaul, dan tegas. Sebaliknya adalah Introversi, yang mengacu pada orang-orang yang pendiam, pemalu, dan berhati-hati. Introvert tidak selalu memiliki keterampilan sosial. Sebaliknya, mereka lebih cenderung untuk mengarahkan minat mereka untuk ide-ide daripada kegiatan sosial. Introvert merasa cukup nyaman berada sendirian, sedangkan Ekstrovert tidak.
Menurut Holland, J.L (Colquitt, et al., 2014) Alternatif lain selain Big Five ditawarkan oleh penelitian adalah model RIASEC Holland yaitu: 1) Realistis: Suka yang praktis, tangan di atas, pekerjaan yang nyata. Cenderung jujur, praktis, menentukan, dan kasar. 2) Investigatif: Suka yang abstrak, analitis, pekerjaan yang berorientasi teori. Cenderung analitis, intelektual, melindungi, dan ilmiah. 3) Artistik: Suka menghibur dan menarik orang lain dengan memanfaatkan imajinasi. Cenderung original, independen, impulsif, dan kreatif. 4) Sosial: Suka menolong, melayani, atau membantu orang lain. Cenderung membantu, inspiratif, informatif, dan empati. 5) Enterprising: Suka membujuk, memimpin, atau mengalahkan orang lain. Cenderung energik, supel, ambisius, dan berani mengambil resiko. 6) Konvensional: Suka mengorganisir, penghitungan, atau mengatur orang atau hal yang favorit. Cenderung berhati-hati, konservatif, mengontrol diri, dan terstruktur.
Indikator Personality (kepribadian) lain yang digunakan adalah Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Menurut Kennedy dan Kennedy dalam (Robbins & Judge, 2014), responden diklasifikasikan sebagai extraverted atau Introverted (E atau I), sensing atau intuitive (S atau N), thinking atau feeling (T atau F), dan judging atau perceiving (J atau P). Istilah-istilah ini didefinisikan sebagai berikut: 1) Ekstrover (Ekstrovered) versus Introver (Introverted). Individu-individu ektrover ramah, pandai bersosialisasi dan percaya diri. Introver: tenang dan pemalu;  2) Perasa (sensing) versus Intuitif (Intuitive). Tipe perasa praktis serta memilih rutin dan urutan. Mereka fokus pada detail. Intuitif bergantung pada proses tidak sadar dan melihat pada "gambaran besar"; 3) Memikirkan (thinking) versus Merasakan (feeling). Tipe yang memikirkan biasanya menggunakan penalaran dan logika untuk menangani masalah. Tipe yang merasakan berpegang pada nilai-nilai dan emosi pribadi mereka. 4) Menilai (judging) versus Menerima (perceiving). Tipe yang menilai menginginkan kendali dan memilih urutan dan struktur. Tipe yang menerima fleksibel dan spontan.
Klasifikasi-klasifikasi ini menjelaskan 16 tipe Personality (kepribadian) dengan mengidentifikasi satu karakteristik dari empat bagian. Orang yang Introvert/Intuitif/Pemikir/Penilai adalah visioner dengan pikiran asli dan dorongan yang kuat. Mereka skeptis, kritis, independen, berkemauan kuat dan sering kali sombong. Ekstrover/Perasa/Pemikir/Penilai adalah pengatur. Mereka realistis, logis, analitis dan pembuat keputusan, cocok untuk bisnis atau mekanika. Ekstrover/Intuitif/Pemikir/Penerima adalah inovatif, individualistis, adaptif dan tertarik pada ide-ide kewirausahaan. Orang ini cenderung berbakat dalam memecahkan masalah-masalah menantang tetapi mungkin mengabaikan tugas-tugas rutin.
Konsep lainnya yang menarik dan memberikan sejumlah wawasan terhadap Personality (kepribadian) adalah Inteligensi Emosional (Emotional Intelligence). Inteligensi Emosional menurut Daniel Goleman dalam (Griffin & Moorhead, 2014) merujuk pada tingkat dimana seseorang mempunyai: kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, empati dan keterampilan sosial.
Kesadaran diri merupakan dasar untuk bagian-bagian yang lainnya. Kualitas ini merujuk pada kapasitas seseorang untuk sadar terhadap perasaan mereka. Secara umum, lebih banyak kesadaran diri memungkinkan seseorang untuk memandu kehidupan dan perilaku mereka secara lebih efektif.  Mengelola emosi merujuk pada kapasitas seseorang untuk menyeimbangkan kegelisahan, ketakutan, dan kemarahan sehingga hal-hal ini tidak mengganggu pencapaian hal-hal yang harus dilakukan. Memotivasi diri sendiri merujuk pada Ability (kemampuan) seseorang untuk tetap optimis dan terus berjuan dalam kemunduran, rintangan dan kegagalan. Empati merujuk pada Ability (kemampuan) seseorang untuk memahami perasaan prang lain meskipun tanpa diberi tahu secara eksplisit. Keterampilan sosial merujuk pada Ability (kemampuan) seseorang untuk bergaul dengan orang lain dan untuk membentuk hubungan positif.
Penelitian menyatakan bahwa orang-orang dengan Inteligensi Emosional tinggi dapat berkinerja lebih baik dibandingkan dengan orang lain, khususnya dalam pekerjaan yang membutuhkan tingkat interaksi antarpersonal yang tinggi dan yang harus mempengaruhi atau mengarahkan pekerjaan orang lain. selain itu, Inteligensi Emosional tampaknya merupakan sesuatu yang bukan didasarkan secara biologis, tetapi dapat dikembangkan.
Disamping model-model Personality (kepribadian) yang kompleks, beberapa ciri Personality (kepribadian) lainnya juga memungkinkan untuk mempengaruhi perilaku dalam organisasi menurut (Griffin & Moorhead, 2014) antaralain: Lokus kendali, Efektivitas diri, Otoritarianisme, Machiavelianisme, Harga diri, dan  Kecendrungan resiko.
Lokus kendali (Locus of control) adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa perilakunya mempunyai pengaruh nyata terhadap apa yang terjadi pada mereka. Beberapa orang percaya bahwa jika mereka bekerja keras mereka akan berhasil. Mereka juga dapat percaya bahwa orang yang gagal adalah karena kurangnya Ability (kemampuan) atau motivasi. Orang-orang yang percaya bahwa individu dapat mengendalikan kehidupan mereka dikatakan mempunyai lokus kendali internal. Orang-orang yang lain percaya bahwa takdir, kesempatan, keberuntungan atau perilaku orang lain menentukan apa yang terjadi pada mereka. Sebagai contoh, seorang karyawan yang gagal memperoleh promosi mungkin mengaitkan kegagalan itu dengan atasan yang bermotivasi politis atau hanya nasib buruk, daripada kurangnya keterampilan atau buruknya catatan kinerjanya sendiri. Orang yang berpikir bahwa kekuatan-kekuatan di luar kendali mereka mendikte apa yang terjadi pada mereka dikatakan mempunyai lokus kendali eksternal.
Efektivitas Diri (Self-Efficacy) sebuah karakteristik Personality (kepribadian) yang terkait, tetapi sedikit berbeda. Efektivitas diri seseorang adalah kepercayaan orang tersebut mengenai kemampuannya untuk melakukan suatu tugas. Orang-orang dengan efektivitas diri yang tinggi percaya bahwa mereka dapat berkinerja baik pada tugas tertentu. sebaliknya, orang-orang dengan efektivitas diri yang rendah cenderung meragukan kemampuan mereka untuk melakukan suatu tugas khusus. penilaian diri terhadap kemampuan berkontribusi pada efektivitas diri, begitu juga dengan kepribadian individu tersebut. sejumlah orang memang memiliki kepercayaan diri yang lebih dibandingkan dengan orang lain. Keyakinan terhadap kemampuan mereka untuk melakukan suatu tugas dengan efektif mengakibatkan mereka lebih yakin terhadap diri sendiri dan lebih mampu memfokuskan perhatian mereka pada kinerja.
Otoritarianisme (authoritarianisme), tingkat dimana seseorang percaya bahwa perbedaan kekuasaan dan status adalah pantas dalam hierarkis sistem sosial seperti organisasi. Seseorang yang sangat otoritarian dapat menerima arahan atau perintah dari seseorang dengan otoritas lebih besar hanya karena orang tersebut adalah atasan. Sebaliknya, seseorang yang tidak begitu otoritarian, meskipun ia masih menjalankan arahan yang masuk akal dari atasan, ia lebih berkemungkinan untuk mempertanyakan hal-hal, mengekspresikan ketidaksetujuan dengan atasan dan bahkan menolak untuk menjalankan perintah jika terdapat alasan yang memberatkan. Seorang manajer yang sangat otoritarian dapat sangat otokratis dan menuntut, dan bawahan yang sangat otoritarian lebih berkemungkinan untuk menerima perilaku ini dari pemimpin mereka. Sebaliknya, seorang manajer yang kurang otoritarian mungkin memberikan kepada bawahannya peran lebih besar dalam pengambilan keputusan dan bawahan yang kurang otoritarian merespons secara positif perilaku itu.
Machiavelianisme (Machiavellianism) adalah berperilaku untuk memperoleh kekuasaan dan mengendalikan perilaku orang lain. Penelitian menyatakan bahwa derajat Machiavelianisme bervariasi dari satu orang dengan orang lain. Individu yang bersifat machiavelian cenderung rasional dan tidak emosional, mungkin bersedia untuk berbohong guna mencapai sasaran pribadi mereka, menempatkan tekanan kecil pada loyalitas dan persahabatan dan senang memanipulasi perilaku orang lain. Individu yang kurang machiavelian cenderung lebih emosional, kurang bersedia untuk berbohong untuk keberhasilan, sangat menghargai loyalitas dan persahabatan dan memperoleh kenikmatan kecil dari manipulasi orang lain.
Harga diri (Self-esteem) adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa ia merupakan individu yang berharga dan layak. Orang dengan harga diri tinggi lebih berkemungkinan mencari pekerjaan dengan status lebih tinggi, lebih percaya diri dalam kemampuannya untuk mencapai tingkat kinerja lebih tinggi, dan memperoleh kepuasan intrinsik yang lebih besar dari pencapaiannya. Sebaliknya, seseorang dengan harga-diri lebih kecil mungkin lebih puas berada di pekerjaan pada tingkat yang lebih rendah, kurang percaya diri mengenai kemampuannya dan lebih berfokus pada penghargaan ekstrinsik.
Kecendrungan risiko (Risk Propensity) adalah tingkat dimana seseorang bersedia untuk mengambil kesempatan dan mengambil keputusan yang berisiko. Seorang manajer dengan kecendrungan risiko yang tinggi dapat berskprimen dengan ide-ide baru dan berspekulasi dengan produk baru. Ia juga dapat memimpin organisasi ke arah yang baru dan berbeda. Manajer dapat menjadi katalisator untuk inovasi atau sebaliknya dapat membahayakan kelanjutan kesehatan organisasi jika keputusan berisiko tersebut terbukti sebagai keputusan yang buruk. Seorang Manajer dengan kecendrungan risiko yang rendah dapat memimpin organisasi menuju stagnasi dan konservatisme yang berlebihan atau ia dapat membantu organisasi secara sukses mengarungi saat-saat pergolakan dan tidak terduga dengan mempertahankan stabilitas dan ketenangan. Jadi, konsekuensi potensial dari kecendrungan risiko seorang manajer sangat bergantung pada lingkungan organisasi.
Menurut (Robbins & Judge, 2014), sifat Personality (kepribadian) lain yang relevan untuk perilaku organisasi antaralain: Core Self-Evaluations (CSE), Machiavellianism, Narcissism, Self-monitoring, Risk taking, Proactive Personality dan Other-Orientation.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar