Mudah
mempercayai orang lain (PER1),
Melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain
(PER2),
Bekerja dengan penuh tanggung jawab (PER3),
Saya teliti dengan
pekerjaan saya (PER4),
Tidak mudah gugup (PER5),
Menangani tekanan dengan baik
(PER6),
Tegas terhadap siapa saja (PER7),
Berjiwa seorang pemimpin (PER8)
Selalu berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru (PER9)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Standardized
Regression Weight (Loading Factor) Measurement Model Variabel Personality
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Indikator
|
Variabel
|
Estimate LF (λ)
|
Estimate
|
S.E.
|
C.R
|
Prob
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PER1
|
Personality
|
0,226
|
1,000
|
0,000
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PER2
|
Personality
|
0,611
|
3,135
|
1,035
|
3,027
|
0,002
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PER3
|
Personality
|
0,614
|
3,274
|
1,086
|
3,015
|
0,003
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PER4
|
Personality
|
0,465
|
2,238
|
,771
|
2,904
|
0,004
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PER5
|
Personality
|
0,527
|
3,393
|
1,158
|
2,931
|
0,003
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PER6
|
Personality
|
0,761
|
3,878
|
1,267
|
3,061
|
0,002
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PER7
|
Personality
|
0,736
|
4,137
|
1,355
|
3,054
|
0,002
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PER8
|
Personality
|
0,799
|
4,449
|
1,449
|
3,071
|
0,002
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PER9
|
Personality
|
0,764
|
4,352
|
1,422
|
3,061
|
0,002
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Konsep Personality (kepribadian) yang paling
sering digunakan dirumuskan oleh Gordon Allport (1937). Pada dasarnya, semua
orang memiliki Personality (kepribadian)
yang berbeda-beda. Personality
(kepribadian) adalah karakteristik dinamik dan terorganisasi dari seorang
individu yang mempengaruhi pikiran, emosional, dan perilakunya, Funder dalam (Colquitt,, et al., 2014). Menurut (Griffin
& Moorhead, 2014) Personality
is the relatively stabel set of psychological attributes that distinguish one
person from another. Personality
(kepribadian) adalah kumpulan atribut psikologis yang relatif stabil yang
membedakan seseorang dari yang lain.
Personality (kepribadian) merupakan keseluruhan
karakteristik yang berasal dari sifat unik seseorang dalam bereaksi dan
berinteraksi dengan orang lain. Personality
(kepribadian) menggabungkan seperangkat karakteristik fisik dan mental yang
mencerminkan bagaimana seseorang terlihat, berpikir, berperan, dan merasakan (John
R. Schermerhorn, 2007).
Personality (kepribadian) mengacu pada pola yang
relatif stabil dari perilaku dan keadaan internal yang konsisten menjelaskan kecenderungan
perilaku seseorang (McShane
& Von Glinow, 2008). Personality
(kepribadian) memiliki kedua elemen internal dan eksternal. Ciri-ciri eksternal
adalah perilaku yang dapat diamati sehingga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi Personality
(kepribadian) seseorang. Keadaaan internal mewakili pikiran, nilai-nilai, dan
karakteristik genetik yang dapat disimpulkan dari perilaku yang diamati.
Menurut (Robbins
& Judge, 2014) Personality
(kepribadian) sebagai jumlah total cara di mana seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan orang lain. Personality
(kepribadian) merupakan karakteristik individu yang menyebabkan pola konsisten
dalam perilaku yang individu dari waktu ke waktu (Stroh
& Gregory B. Northcraft, 2002). Personality
(kepribadian) merupakan kecenderungan untuk memiliki keyakinan tertentu, sikap,
dan perilaku. Meskipun sikap sering berubah, dan nilai-nilai dapat berkembang
dari waktu ke waktu, Personality
(kepribadian) biasanya dianggap abadi dan stabil. Bahkan, penelitian
menunjukkan bahwa perbedaan Personality
(kepribadian) yang dinilai di masa kanak-kanak adalah prediktor yang valid dari
kesuksesan karir di kemudian hari.
Para ilmuan telah
mengidentifikasi begitu banyak ciri-ciri Personality
(kepribadian) dan dimensi yang membedakan seseorang dari yang lain. Dalam
beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mengidentifikasi ciri-ciri Personality (kepribadian) mendasar yang
sangat relevan untuk organisasi.
Lima Besar ciri-ciri Personality (kepribadian) (Big Five Personality Traits) menurut Barrick dan Mount dalam Griffin
& Moorhead (2014), John A
Wagner & Hollenbeck (2010) dan John R.
Schermerhorn (2007) yaitu: Keramahan (Agreeableness), Kehati-hatian (Conscientiounsness) Neuroticism/Stabilitas Emosi (emotional
stability), Ekstraversi (Extroversion)
dan Keterbukaan (Openess).
Keramahan (Agreeableness) merujuk pada kemampuan seseorang
untuk bergaul dengan orang lain. Keramahan menyebabkan sejumlah orang bersikap
ramah, kooperatif, mudah memaafkan, pengertian, dan bersikap baik dalam
berurusan dengan orang lain, namun juga mengakibatkan menjadi orang lain
menjadi menjengkelkan, mudah marah, tidak kooperatif dan biasanya bersikap
menentang kepada orang lain.
Kehati-hatian (Conscientiounsness) merujuk pada
sejumlah sasaran yang difokuskan oleh seseorang. Orang yang berfokus pada
relatif sedikit sasaran pada waktu lebih berkemungkinan untuk terorganisasi,
sistematis, berhati-hati, menyeluruh, bertanggungjawab dan disiplin. Namun yang
lainnya, cenderung mengejar cakupan sasaran yang lebih luas, dan sebagai
akibatnya, lebih tidak terorganisasi, ceroboh, dan tidak bertanggungjawab serta
kurang menyeluruh dan disiplin. Penelitian telah menemukan bahwa orang-orang
yang lebih berhati-hati cenderung berkinerja tinggi dibandingkan dengan
orang-orang yang kurang berhati-hati dalam berbagai pekerjaan berbeda. Pola ini
tampak logis, tentu saja karena orang yang berhati-hati menganggap serius
pekerjaan mereka dan melakukan pendekatan terhadap pekerjaan mereka dengan cara
sangat bertanggungjawab
Neuroticism merujuk pada orang-orang yang relatif
lebih banyak atau cenderung mengalami emosi yang tidak stabil seperti
kemarahan, kecemasan, depresi, dan perasaan yang rawan. Orang yang kurang neurotik relatif penuh pertimbangan,
tenang, tangguh, dan kuat; orang yang lebih neurotik
lebih bersemangat, lemah, reaktif, dan tunduk pada perubahan suasana hati yang
ekstrim. Orang yang memiliki Neurotisme
yang kurang diharapkan untuk lebih menangani stres kerja, tekanan, dan
ketegangan. Stabilitas mereka menyebabkan mereka terlihat lebih handal daripada
rekan-rekan mereka yang kurang stabil.
Ekstraversi (Extroversion) mencerminkan tingkat
kenyamanan seseorang dengan hubungan. Ekstrover
bersifat suka bergaul, pandai berbicara, tegas dan terbuka untuk menjalin
hubungan baru. Introver jauh lebih
tidak suka bergaul, tidak pandai berbicara, dan tidak tegas, dan lebih enggan
untuk memulai hubungan baru. Penelitian menyatakan bahwa Ekstrover cenderung berkinerja lebih tinggi pada keseluruhan
pekerjaan dibandingkan dengan Introver,
dan bahwa mereke lebih berkemungkinan tertarik dengan pekerjaan-pekerjaan yang
berdasarkan hubungan personal, seperti posisi pada penjualan dan pemasaran.
Keterbukaan (Openess) mencerminkan kelakuan seseorang
atas keyakinan dan luasnya ketertarikan. Orang dengan tingkat keterbukaan tinggi
bersedia untuk mendengarkan ide-ide baru dan mengubah ide, keyakinan dan sikap
mereka sendiri sebagai respons terhadap adanya informasi baru. Mereka cenderung
mempunyai ketertarikan luas dan keingintahuan, imajinatif dan kreatif.
Sebaliknya, orang-orang dengan tingkat keterbukaan rendah cenderung kurang
dapat menerima ide-ide baru dan kurang bersedia untuk mengubah pikiran mereka.
Lebih jauh, mereka cenderung mempunyai ketertarikan yang lebih sedikit dan
lebih sempit serta kurang ingin tahu dan kreatif. Orang-orang dengan
keterbukaan lebih besar diharapkan berkinerja lebih baik karena fleksibiltas
mereka dan kemungkinan bahwa mereka akan diterima secara lebih baik oleh orang
lain dalam organisasi. Keterbukaan juga dapat mencakup kesediaan seseorang untuk
menerima perubahan, orang-orang dengan tingkat keterbukaan tinggi dapat lebih
bersedia untuk menerima perubahan, sedangkan orang-orang dengan sedikit
keterbukaan dapat menolak perubahan.
Personality (kepribadian) dari Big Five yang
dikembangkan oleh Costa dan McCrae (Yang
& Hwang, 2014) yaitu: 1) Keramahan dengan beberapa
indikator seperti saya melakukan yang terbaik untuk membantu orang lain, saya
bergaul baik dengan orang lain, saya melihat cara pandang orang lain, saya
perhatian. 2) Sifat berhati-hati, dengan beberapa indikator seperti; saya
teliti dengan pekerjaan saya, saya selalu mencari kesempatan untuk maju, saya
mencoba untuk melakukan yang terbaik dalam segala hal yang saya lakukan dan saya
sistematis, 3) Extraversion dengan beberapa indikator seperti saya seorang
pemimpin, saya persuasif, saya memotivasi diri sendiri, dan saya energik. 4) Stabilitas
emosional dengan beberapa indikator seperti; saya menangani tekanan dengan baik,
saya berwatak baik. 5) Keterbukaan terhadap pengalaman, dengan beberapa
indikator seperti: saya ingin mencoba hal-hal baru, saya mengambil pendekatan
holistik.
Lima Besar Model Personality (kepribadian) (The Big
Five Personality Model) menurut Wang dan Mount (Robbins
& Judge, 2014) adalah: Ekstraversi (Extroversion), Keramahan (Agreeableness), Kehati-hatian (Conscientiousness), Stabilitas Emosional
(Emotional stability) dan Keterbukaan
pada pengalaman (Openness to experience).
Dimensi ekstraversi
menampilkan level kenyamanan kita di dalam hubungan. Ekstrover cenderung elspresif, percaya diri dan mampu
bersosialisasi. Introver, cenderung
pemalu, penakut dan tenang. Dimensi keramahan merujuk pada kecendrungan seorang
individu untuk memahami orang lain. Orang yang ramah kooperatif, hangat dan
mempercayai. Orang yang berskor rendah dingin, tidak ramah, dan antagonis.
Dimensi kehati-hatian adalah sebuah ukuran reabilitas. Orang yang sangat
hati-hati bertanggungjawab, teratur, dapat diandalkan dan persisten. mereka
yang berskor rendah pada dimensi ini mudah dialihkan, tidak teratur dan tidak
dapat diandalkan. Dimensi stabilitas emosional, sering dilabeli dengan
kebalikannya, uring-uringan, menunjukkan Ability
(kemampuan) seseorang untuk menghadapi stres. Orang dengan stabilitas emosional
positif tinggi cenderung tenang, percaya diri, dan aman. Mereka dengan skor
negatif cenderung gugup, cemas, depresi dan tidak aman. Dimensi keterbukaan
pada pengalaman mencakup kisaran minat dan keterkaitan atas inovasi. Orang yang
sangat terbuka kreatif, ingin tahu, dan secara artistik sensitif. Sebaliknya,
mereka yang berada di ujung lainnya dari kategori ini konvensional dan merasa
nyaman dalam keadaan yang dikenal.
Menurut Goldberg, L.R (Colquitt, et al., 2014), kelima dimensi Personality (kepribadian) yang secara kolektif disebut Big Five antaralain: Berhati-hati,
Keramahan, Neuroticism, Keterbukaan
terhadap pengalaman, dan Extroversion.
Karyawan yang memiliki
sifat berhati-hati pada umumnya dapat diandalkan, terorganisir, dapat
dipercaya, ambisius, pekerja keras, dan tekun. Orang yang ramah bersikap
hangat, baik, kooperatif, simpatik, suka membantu, dan sopan. Orang yang ramah
memprioritaskan kerjasama dalam berjuang, mencerminkan keinginan yang kuat
untuk mendapatkan pengakuan dalam hubungan pribadi sebagai sarana
mengekspresikan Personality
(kepribadian). Orang Ekstrover adalah
orang yang banyak bicara, mudah bergaul, mempunyai semangat, tegas, berani, dan
dominan (berbeda dengan Introvert,
yang pendiam, pemalu, dan pendiam). Orang neurotik
adalah orang yang gugup, murung, emosional, tidak merasa aman, dan cemburu.
Lawan dimensi ini disebut dengan “Penyesuaian Emosional" atau
"Stabilitas emosional". Jika kesadaran adalah hal yang paling penting
dari lima besar dari perspektif kinerja pekerjaan, neuroticism adalah hal kedua yang paling penting. Ada beberapa
pekerjaan yang terkait dengan sifat-sifat neurotisisme dan bermanfaat bagi
perilaku dalam pekerjaan. Sebaliknya, sebagian besar pekerjaan membutuhkan
karyawan yang tenang, stabil, dan merasa aman. Dimensi akhir dari Big Five adalah keterbukaan terhadap
pengalaman. Keterbukaan adalah orang yang ingin tahu, imajinatif, kreatif,
kompleks, halus, dan canggih. Dari semua Big
Five, keterbukaan terhadap pengalaman memiliki nama yang paling alternatif.
Kadang-kadang disebut "rasa ingin tahu" atau "Intellectualness" atau bahkan
"Budaya". Seperti keramahan dan Extroversion,
ciri-ciri yang terkait dengan keterbukaan bermanfaat dalam beberapa pekerjaan
tetapi tidak yang lain. Akibatnya, keterbukaan tidak berhubungan dengan
prestasi kerja di semua pekerjaan.
Trait-trait dalam
domain-domain dari Big Five Personality
menurut McCrae,
et. al (1998) adalah: Conscientiousness, Extroversion, Neuroticism, Agreeableness dan Openness to experience.
Conscientiousness atau hati nurani. Seseorang yang berkepribadian
ini adalah yang senantiasa berkonsentrasi untuk mengejar tujuan. Dimensi dari
karakteristik ini adalah pekerja keras, dapat diandalkan, efisien, dan teratur,
bertanggung jawab, dan tekun. Karakteristik khas dari orang yang memiliki Personality (kepribadian) ini adalah
prestasi, berorientasi, disiplin, dan taat. Extroversion
yaitu tingkat kenyamanan seseorang ketika bekerja dengan orang lain. Dimensi
dari karakteristik ini adalah ramah, banyak bicara, antusias, agresif,
berorientasi menjaga hubungan personal. Karakteristik khas dari orang yang memiliki
Personality (kepribadian) ini adalah
percaya diri, agresif, banyak bicara, bergaul, dan terbuka. Neuroticism yaitu besarnya simulasi
sensasi negatif seseorang. Ini menunjukan adanya kecenderungan untuk
mengekspresikan emosi yang buruk. Dimensi dari karakteristik ini adalah
gelisah, marah, emosi, dan rendah diri. Karakteristik khas dari orang yang memiliki
Personality (kepribadian) ini adalah
takut, gugup, dan impuls. Agreeableness
atau keramahan yaitu tingkat ketaatan norma individu. Dimensi dari
karakteristik ini adalah sopan, percaya, ringan, senang membantu, dan murah
hati. Karakteristik khas dari orang yang memiliki Personality (kepribadian) ini adalah ramah, bersahabat dan toleran.
Openness to experience atau terbuka
terhadap pengalaman yaitu tingkat kelimpahan atau kedalaman minat seseorang
terhadap pengetahuan. Dimensi dari karakteristik ini adalah ingin tahu,
kreatif, dan berbudaya. Karakteristik khas dari orang yang memiliki Personality (kepribadian) ini adalah
penuh daya imajinasi, berwawasan luas, dan cerdas.
Menurut Digman dalam McShane
& Von Glinow (2008) "Lima Besar" dimensi Personality (kepribadian) antaralain: Conscientiousness, keramahan, neuroticism, keterbukaan terhadap
pengalaman, dan extraversion (CANOE).
Conscientiousness (Kesadaran) mengacu pada orang-orang
yang berhati-hati, dapat diandalkan, dan disiplin. Beberapa ahli berpendapat
bahwa dimensi ini juga mencakup keinginan untuk berprestasi. Orang dengan
kesadaran yang rendah cenderung ceroboh, kurang teliti, lebih kacau, dan tidak
bertanggung jawab. Agreeableness
(keramahan) Ini termasuk ciri-ciri yang sopan, baik hati, empati, dan peduli.
Beberapa ahli lebih memilih nama "kepatuhan penuh persahabatan" untuk
dimensi ini, dengan lawannya menjadi "ketidakpatuhan sering
bermusuhan." Orang dengan keramahan yang rendah cenderung tidak
kooperatif, mudah marah, dan mudah tersinggung.
Neurotisme mengacu ciri orang
dengan tingkat kecemasan tinggi, bermusuhan, depresi, dan kesadaran diri.
Sebaliknya, orang dengan Neurotisme
rendah (kestabilan emosi tinggi) mengikut, melindungi, dan tenang. Keterbukaan
terhadap pengalaman. Dimensi ini adalah yang paling kompleks dan memiliki
kesepakatan sedikit di antara para ahli. Hal ini biasanya mengacu pada sejauh
mana orang yang sensitif, fleksibel, kreatif, dan ingin tahu. Mereka dengan skor
yang rendah pada dimensi ini cenderung lebih tahan terhadap perubahan, kurang
terbuka untuk ide-ide baru, dan lebih tetap dalam cara mereka. Ekstrovert
mengacu pada ciri orang-orang yang ramah, banyak bicara, mudah bergaul, dan
tegas. Sebaliknya adalah Introversi,
yang mengacu pada orang-orang yang pendiam, pemalu, dan berhati-hati. Introvert tidak selalu memiliki
keterampilan sosial. Sebaliknya, mereka lebih cenderung untuk mengarahkan minat
mereka untuk ide-ide daripada kegiatan sosial. Introvert merasa cukup nyaman berada sendirian, sedangkan Ekstrovert tidak.
Menurut Holland, J.L (Colquitt, et al., 2014) Alternatif lain selain Big Five ditawarkan oleh penelitian adalah
model RIASEC Holland yaitu: 1) Realistis:
Suka yang praktis, tangan di atas, pekerjaan yang nyata. Cenderung jujur,
praktis, menentukan, dan kasar. 2) Investigatif: Suka yang abstrak, analitis,
pekerjaan yang berorientasi teori. Cenderung analitis, intelektual, melindungi,
dan ilmiah. 3) Artistik: Suka menghibur dan menarik orang lain dengan
memanfaatkan imajinasi. Cenderung original, independen, impulsif, dan kreatif.
4) Sosial: Suka menolong, melayani, atau membantu orang lain. Cenderung
membantu, inspiratif, informatif, dan empati. 5) Enterprising: Suka membujuk,
memimpin, atau mengalahkan orang lain. Cenderung energik, supel, ambisius, dan
berani mengambil resiko. 6) Konvensional: Suka mengorganisir, penghitungan,
atau mengatur orang atau hal yang favorit. Cenderung berhati-hati, konservatif,
mengontrol diri, dan terstruktur.
Indikator Personality (kepribadian) lain yang
digunakan adalah Myers-Briggs Type Indicator
(MBTI). Menurut Kennedy dan Kennedy dalam (Robbins
& Judge, 2014), responden diklasifikasikan sebagai extraverted atau Introverted (E atau I), sensing
atau intuitive (S atau N), thinking atau feeling (T atau F), dan judging
atau perceiving (J atau P).
Istilah-istilah ini didefinisikan sebagai berikut: 1) Ekstrover (Ekstrovered)
versus Introver (Introverted). Individu-individu ektrover ramah, pandai
bersosialisasi dan percaya diri. Introver:
tenang dan pemalu; 2) Perasa (sensing) versus Intuitif (Intuitive). Tipe perasa praktis serta
memilih rutin dan urutan. Mereka fokus pada detail. Intuitif bergantung pada
proses tidak sadar dan melihat pada "gambaran besar"; 3) Memikirkan (thinking) versus Merasakan (feeling). Tipe yang memikirkan biasanya
menggunakan penalaran dan logika untuk menangani masalah. Tipe yang merasakan
berpegang pada nilai-nilai dan emosi pribadi mereka. 4) Menilai (judging) versus Menerima (perceiving). Tipe yang menilai
menginginkan kendali dan memilih urutan dan struktur. Tipe yang menerima
fleksibel dan spontan.
Klasifikasi-klasifikasi
ini menjelaskan 16 tipe Personality
(kepribadian) dengan mengidentifikasi satu karakteristik dari empat bagian.
Orang yang Introvert/Intuitif/Pemikir/Penilai
adalah visioner dengan pikiran asli dan dorongan yang kuat. Mereka skeptis,
kritis, independen, berkemauan kuat dan sering kali sombong. Ekstrover/Perasa/Pemikir/Penilai adalah
pengatur. Mereka realistis, logis, analitis dan pembuat keputusan, cocok untuk
bisnis atau mekanika. Ekstrover/Intuitif/Pemikir/Penerima
adalah inovatif, individualistis, adaptif dan tertarik pada ide-ide
kewirausahaan. Orang ini cenderung berbakat dalam memecahkan masalah-masalah
menantang tetapi mungkin mengabaikan tugas-tugas rutin.
Konsep lainnya yang
menarik dan memberikan sejumlah wawasan terhadap Personality (kepribadian) adalah Inteligensi Emosional (Emotional Intelligence). Inteligensi
Emosional menurut Daniel Goleman dalam (Griffin
& Moorhead, 2014) merujuk pada tingkat dimana seseorang
mempunyai: kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, empati dan
keterampilan sosial.
Kesadaran diri merupakan
dasar untuk bagian-bagian yang lainnya. Kualitas ini merujuk pada kapasitas
seseorang untuk sadar terhadap perasaan mereka. Secara umum, lebih banyak
kesadaran diri memungkinkan seseorang untuk memandu kehidupan dan perilaku
mereka secara lebih efektif. Mengelola emosi
merujuk pada kapasitas seseorang untuk menyeimbangkan kegelisahan, ketakutan,
dan kemarahan sehingga hal-hal ini tidak mengganggu pencapaian hal-hal yang
harus dilakukan. Memotivasi diri sendiri merujuk pada Ability (kemampuan) seseorang untuk tetap optimis dan terus berjuan
dalam kemunduran, rintangan dan kegagalan. Empati merujuk pada Ability (kemampuan) seseorang untuk
memahami perasaan prang lain meskipun tanpa diberi tahu secara eksplisit.
Keterampilan sosial merujuk pada Ability
(kemampuan) seseorang untuk bergaul dengan orang lain dan untuk membentuk
hubungan positif.
Penelitian menyatakan
bahwa orang-orang dengan Inteligensi Emosional tinggi dapat berkinerja lebih
baik dibandingkan dengan orang lain, khususnya dalam pekerjaan yang membutuhkan
tingkat interaksi antarpersonal yang tinggi dan yang harus mempengaruhi atau
mengarahkan pekerjaan orang lain. selain itu, Inteligensi Emosional tampaknya
merupakan sesuatu yang bukan didasarkan secara biologis, tetapi dapat
dikembangkan.
Disamping model-model Personality (kepribadian) yang kompleks,
beberapa ciri Personality
(kepribadian) lainnya juga memungkinkan untuk mempengaruhi perilaku dalam
organisasi menurut (Griffin
& Moorhead, 2014) antaralain: Lokus kendali, Efektivitas
diri, Otoritarianisme, Machiavelianisme, Harga
diri, dan Kecendrungan resiko.
Lokus kendali (Locus of control) adalah tingkat dimana
seseorang percaya bahwa perilakunya mempunyai pengaruh nyata terhadap apa yang
terjadi pada mereka. Beberapa orang percaya bahwa jika mereka bekerja keras
mereka akan berhasil. Mereka juga dapat percaya bahwa orang yang gagal adalah
karena kurangnya Ability (kemampuan)
atau motivasi. Orang-orang yang percaya bahwa individu dapat mengendalikan
kehidupan mereka dikatakan mempunyai lokus kendali internal. Orang-orang yang
lain percaya bahwa takdir, kesempatan, keberuntungan atau perilaku orang lain
menentukan apa yang terjadi pada mereka. Sebagai contoh, seorang karyawan yang
gagal memperoleh promosi mungkin mengaitkan kegagalan itu dengan atasan yang
bermotivasi politis atau hanya nasib buruk, daripada kurangnya keterampilan
atau buruknya catatan kinerjanya sendiri. Orang yang berpikir bahwa
kekuatan-kekuatan di luar kendali mereka mendikte apa yang terjadi pada mereka
dikatakan mempunyai lokus kendali eksternal.
Efektivitas Diri (Self-Efficacy) sebuah karakteristik Personality (kepribadian) yang terkait,
tetapi sedikit berbeda. Efektivitas diri seseorang adalah kepercayaan orang
tersebut mengenai kemampuannya untuk melakukan suatu tugas. Orang-orang dengan
efektivitas diri yang tinggi percaya bahwa mereka dapat berkinerja baik pada
tugas tertentu. sebaliknya, orang-orang dengan efektivitas diri yang rendah
cenderung meragukan kemampuan mereka untuk melakukan suatu tugas khusus.
penilaian diri terhadap kemampuan berkontribusi pada efektivitas diri, begitu
juga dengan kepribadian individu tersebut. sejumlah orang memang memiliki
kepercayaan diri yang lebih dibandingkan dengan orang lain. Keyakinan terhadap kemampuan
mereka untuk melakukan suatu tugas dengan efektif mengakibatkan mereka lebih
yakin terhadap diri sendiri dan lebih mampu memfokuskan perhatian mereka pada
kinerja.
Otoritarianisme (authoritarianisme), tingkat dimana
seseorang percaya bahwa perbedaan kekuasaan dan status adalah pantas dalam
hierarkis sistem sosial seperti organisasi. Seseorang yang sangat otoritarian
dapat menerima arahan atau perintah dari seseorang dengan otoritas lebih besar
hanya karena orang tersebut adalah atasan. Sebaliknya, seseorang yang tidak
begitu otoritarian, meskipun ia masih menjalankan arahan yang masuk akal dari
atasan, ia lebih berkemungkinan untuk mempertanyakan hal-hal, mengekspresikan
ketidaksetujuan dengan atasan dan bahkan menolak untuk menjalankan perintah
jika terdapat alasan yang memberatkan. Seorang manajer yang sangat otoritarian
dapat sangat otokratis dan menuntut, dan bawahan yang sangat otoritarian lebih
berkemungkinan untuk menerima perilaku ini dari pemimpin mereka. Sebaliknya,
seorang manajer yang kurang otoritarian mungkin memberikan kepada bawahannya
peran lebih besar dalam pengambilan keputusan dan bawahan yang kurang
otoritarian merespons secara positif perilaku itu.
Machiavelianisme (Machiavellianism)
adalah berperilaku untuk memperoleh kekuasaan dan mengendalikan perilaku orang
lain. Penelitian menyatakan bahwa derajat Machiavelianisme
bervariasi dari satu orang dengan orang lain. Individu yang bersifat machiavelian cenderung rasional dan
tidak emosional, mungkin bersedia untuk berbohong guna mencapai sasaran pribadi
mereka, menempatkan tekanan kecil pada loyalitas dan persahabatan dan senang
memanipulasi perilaku orang lain. Individu yang kurang machiavelian cenderung lebih emosional, kurang bersedia untuk
berbohong untuk keberhasilan, sangat menghargai loyalitas dan persahabatan dan
memperoleh kenikmatan kecil dari manipulasi orang lain.
Harga diri (Self-esteem) adalah tingkat dimana
seseorang percaya bahwa ia merupakan individu yang berharga dan layak. Orang
dengan harga diri tinggi lebih berkemungkinan mencari pekerjaan dengan status
lebih tinggi, lebih percaya diri dalam kemampuannya untuk mencapai tingkat
kinerja lebih tinggi, dan memperoleh kepuasan intrinsik yang lebih besar dari
pencapaiannya. Sebaliknya, seseorang dengan harga-diri lebih kecil mungkin
lebih puas berada di pekerjaan pada tingkat yang lebih rendah, kurang percaya
diri mengenai kemampuannya dan lebih berfokus pada penghargaan ekstrinsik.
Kecendrungan risiko (Risk Propensity) adalah tingkat dimana
seseorang bersedia untuk mengambil kesempatan dan mengambil keputusan yang
berisiko. Seorang manajer dengan kecendrungan risiko yang tinggi dapat
berskprimen dengan ide-ide baru dan berspekulasi dengan produk baru. Ia juga
dapat memimpin organisasi ke arah yang baru dan berbeda. Manajer dapat menjadi
katalisator untuk inovasi atau sebaliknya dapat membahayakan kelanjutan
kesehatan organisasi jika keputusan berisiko tersebut terbukti sebagai
keputusan yang buruk. Seorang Manajer dengan kecendrungan risiko yang rendah
dapat memimpin organisasi menuju stagnasi dan konservatisme yang berlebihan
atau ia dapat membantu organisasi secara sukses mengarungi saat-saat pergolakan
dan tidak terduga dengan mempertahankan stabilitas dan ketenangan. Jadi,
konsekuensi potensial dari kecendrungan risiko seorang manajer sangat
bergantung pada lingkungan organisasi.
Menurut (Robbins & Judge,
2014),
sifat Personality (kepribadian) lain
yang relevan untuk perilaku organisasi antaralain: Core Self-Evaluations (CSE), Machiavellianism,
Narcissism, Self-monitoring, Risk taking, Proactive Personality dan Other-Orientation.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar